IDXChannel - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp10 triliun untuk 2024.
Anggaran belanja modal perseroan akan dialokasikan untuk membiayai sejumlah proyek tol yang tengah digarap.
“Untuk capex 2024, terutama capex investasi kurang lebih sebesar Rp10 triliun,” kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko JSMR, Pramitha Wulanjani dalam konferensi pers usai Public Expose Live 2023 pada Senin (28/11/2023).
Pramitha mengungkapkan, besaran anggaran belanja modal bergantung pada proses pembebasan lahan dan progres konstruksi di jalan tol baru yang saat ini sedang dibangun perseroan.
Progres pembebasan lahan, lanjut Pramitha, juga bergantung pada alokasi anggaran pemerintah. Pasalnya, dana pembebasan lahan menjadi tanggung jawab dari pemerintah.
“Kami berharap arus kas perseroan tetap positif, sehingga spending capex ke depan akan lebih memperhatikan kapabilitas keuangan perseroan,” ujar Pramitha.
Di tahun 2024, perseroan akan berfokus pada pembangunan lima proyek jalan tol yakni, proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan sepanjang 64 kilometer, Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,05 kilometer.
Lalu Jalan Tol Jogja-Bawen sepanjang 75,82 kilometer, Jalan Tol Jogja-Solo sepanjang 96,57 kilometer dan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 171,50 kilometer.
Perihal kinerja, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp1,15 triliun pada semester I-2023 atau meningkat 56,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, pendapatan usaha JSMR tercatat sebesar Rp6,98 triliun, naik 4,9% dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kinerja perseroan seiring dengan peningkatan volume lalu lintas dan dampak dari arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri di bulan April 2023.
Di samping itu, pertumbuhan kinerja juga dipengaruhi oleh dekonsolidasi Jalan Layang MBZ sebagai konsekuensi divestasi pada ruas tersebut pada Oktober 2022.
Dari sisi pendapatan usaha di luar konstruksi, apabila dilakukan perhitungan pertumbuhan pendapatan menggunakan asumsi yang sama tanpa adanya pendapatan tol Jalan Layang MBZ, pertumbuhan pendapatan usaha mencapai 12% secara tahunan atau year on year
(DES)