sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga CPO Lanjut Melemah, Tertekan Minyak Nabati dan Kenaikan Stok

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
04/12/2025 15:43 WIB
Harga minyak sawit mentah (CPO) turun pada Kamis (4/12/2025), menandai penurunan untuk hari kedua.
Harga CPO Lanjut Melemah, Tertekan Minyak Nabati dan Kenaikan Stok. (Foto: Freepik)
Harga CPO Lanjut Melemah, Tertekan Minyak Nabati dan Kenaikan Stok. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) turun pada Kamis (4/12/2025), menandai penurunan untuk hari kedua. Pelemahan ini dipicu oleh penguatan ringgit serta turunnya harga minyak nabati di bursa Chicago dan Dalian.

Kontrak acuan (futures) CPO pengiriman Februari di Bursa Derivatif Malaysia 0,87 persen, ke MYR4.120 per ton pada 14.03 WIB.

Di Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif jatuh 0,56 persen, sementara kontrak minyak sawitnya melemah 0,55 persen. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga turun tipis 0,08 persen.

Pergerakan minyak sawit cenderung mengikuti harga minyak nabati pesaing karena bersaing memperebutkan pangsa pasar global.

Tekanan bertambah setelah survei Reuters menunjukkan persediaan Malaysia pada November diperkirakan mencapai level tertinggi dalam enam setengah tahun.

Ekspor juga melemah, dengan Intertek mencatat penurunan 19,7 persen secara bulanan untuk pengiriman November.

Risiko operasional masih membayangi, menyusul sengketa lahan di negara bagian Terengganu yang berpotensi mengganggu produksi. Di China, ketiadaan stimulus baru menjelang akhir tahun, meski sektor manufaktur dan jasa masih lemah, ikut menekan prospek permintaan.

Sementara itu, pengiriman komoditas AS ke China kembali meningkat setelah ketegangan tarif sempat menghambat perdagangan selama beberapa bulan.

Setidaknya enam kapal kargo dijadwalkan memuat kedelai di terminal Gulf Coast hingga pertengahan Desember, menurut jadwal pelayaran yang dilihat Reuters.

Penurunan harga masih tertahan oleh ekspektasi lonjakan permintaan musiman menjelang Tahun Baru Imlek dan Ramadan awal 2026.

Di India sebagai pembeli terbesar, impor November naik tipis karena harga minyak sawit yang lebih rendah mendorong penyuling beralih dari minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang lebih mahal. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement