IDXChannel - Harga emas naik tipis ke USD2.357 per troy ons pada perdagangan awal sesi, Rabu (15/5/2024), seiring investor mencerna rilis inflasi harga produsen (PPI) dan menjelang publikasi data inflasi konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS).
Pada sesi sebelumnya, emas ditutup naik 0,73 persen. Dalam sepekan, harga emas sudah naik 2,13 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Inflasi harga produsen (PPI) AS meningkat sebesar 0,5 persen pada April, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 0,3 persen, namun mengikuti revisi penurunan pada Maret.
Ditambah dengan tingkat suku bunga inti yang lebih tinggi, angka tersebut mengkonfirmasi tekanan biaya saat ini dan mempersempit peluang bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk melakukan penurunan suku bunga tahun ini.
Emas non-bearing biasanya mengalami kerugian ketika suku bunga dinaikkan, namun nilainya sebagai lindung nilai terhadap inflasi menarik beberapa pembeli.
Pasar sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke data inflasi AS untuk panduan lebih lanjut mengenai kebijakan moneter The Fed.
Sementara itu, meningkatnya risiko geopolitik global juga menambah daya tarik logam sebagai safe haven setelah pasukan Israel maju jauh ke tepi utara Gaza.
Rusia juga membuka front baru di Ukraina, dan sanksi baru menimbulkan kekhawatiran akan fragmentasi aliansi perdagangan.
Emas selama ini berfungsi sebagai aset safe-haven untuk berinvestasi. Investasi emas mencapai level tertinggi dalam 11 tahun pada September tahun lalu dan harga logam mulia telah melonjak sejauh ini pada 2024, naik dari USD2.063 per troy ons per 1 Januari menjadi USD2.350, naik sekitar 14 persen hanya dalam waktu empat setengah bulan.
Menanggapi reli harga emas, sejumlah bank sentral di beberapa negara juga dilaporkan rajin membeli emas sepanjang kuartal I-2024.
Melansir World Gold Council, pada 30 April 2024 lalu, Turki, China dan India menjadi negara yang membeli emas tertinggi pada kuartal I-2024. Bahkan, pembelian emas mereka jauh melebihi penjualan.
Pembelian bersih Kazakhstan juga melebihi 10 ton. Permintaan emas dari bank sentral di seluruh dunia mencapai rekor tertinggi pada 2022 dan tetap sama tingginya sepanjang 2023.
Pada 2023, negara dengan cadangan emas tertinggi di antaranya adalah Amerika Serikat, Jerman, dan Italia.
Tertinggi adalah pembelian Bank Sentral Turki yang mencapai 30,12 ton. Sementara Bank Sentral China (PBOC) melanjutkan pembelian emas pada kuartal pertama dengan melaporkan penambahan cadangan emasnya sebesar 27,06 ton pada kuartal tersebut. (Lihat grafik di bawah ini.)
“Ketika bank sentral mempercepat pembelian emas mereka hingga di atas 1.000 ton per tahun pada 2022 dan 2023, pasar akhirnya mulai menghargai pentingnya kontribusi mereka terhadap permintaan emas,” tulis laporan World Gold Council.
Permintaan bank sentral ini bahkan mencakup hampir seperempat dari permintaan emas tahunan pada kedua tahun tersebut.
“Banyak yang mengaitkan tingginya pembelian bank sentral terhadap emas sebagai pendorong utama kinerjanya saat ini dalam menghadapi kondisi yang tampaknya menantang yakni imbal hasil yang lebih tinggi dan penguatan dolar AS,” imbuh laporan World Gold Council.
Cadangan emas resmi global dilaporkan meningkat sebesar 290 ton yang merupakan total tertinggi pada kuartal I-2024 sejak 2000. Kenaikan ini satu persen lebih tinggi dari rekor kuartal I tahun sebelumnya yang dicapai pada 2023 mencapai 286 ton dan 69 persen lebih tinggi dari rata-rata triwulanan lima tahun sebesar 171 ton. (ADF)