sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Jatuh, Kekhawatiran Pasokan Redam Dampak Gangguan Venezuela

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
16/12/2025 07:30 WIB
Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Senin (15/12/2025), seiring investor menimbang potensi gangguan pasokan.
Harga Minyak Jatuh, Kekhawatiran Pasokan Redam Dampak Gangguan Venezuela. (Foto: Freepik)
Harga Minyak Jatuh, Kekhawatiran Pasokan Redam Dampak Gangguan Venezuela. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Senin (15/12/2025), seiring investor menimbang potensi gangguan pasokan akibat meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela.

Di saat yang sama, pasar juga dibayangi kekhawatiran kelebihan pasokan global serta dampak dari potensi kesepakatan damai Rusia-Ukraina.

Kontrak berjangka (futures) Brent ditutup turun 0,92 persen ke level USD60,56 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 1,08 persen ke USD56,82 per barel.

Kedua kontrak minyak tersebut telah merosot lebih dari 4 persen sepanjang pekan lalu, tertekan oleh ekspektasi surplus minyak global pada 2026.

Ekspor minyak Venezuela dilaporkan turun tajam setelah AS menyita sebuah tanker pekan lalu dan menjatuhkan sanksi baru terhadap perusahaan pelayaran serta kapal yang berbisnis dengan produsen minyak Amerika Latin tersebut.

Informasi ini mengacu pada data pelayaran, dokumen, dan sumber maritim.

Pasar kini mencermati ketat perkembangan tersebut dan dampaknya terhadap pasokan minyak. Reuters melaporkan, AS berencana mencegat lebih banyak kapal yang mengangkut minyak dari Venezuela setelah penyitaan tanker, sehingga meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA, juga melaporkan mengalami serangan siber pada Senin, sementara sejumlah tanker yang semula dijadwalkan memuat minyak di sana dilaporkan berbalik arah seiring meningkatnya ketegangan.

“Tekanan penurunan harga minyak dan tercapainya level terendah bulanan pada kontrak berjangka utama pekan lalu bisa saja lebih dalam, jika bukan karena langkah Amerika Serikat yang meningkatkan tekanan terhadap Venezuela,” kata analis PVM John Evans.

Meski demikian, pasokan minyak yang melimpah dan sudah dalam perjalanan ke China, pembeli minyak terbesar Venezuela, serta ketersediaan pasokan global yang besar dan permintaan yang melemah, turut menahan dampak gangguan pasokan akibat penyitaan tanker tersebut.

Sentimen pasar juga tertekan oleh kemajuan pembicaraan damai yang melibatkan AS.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kesediaannya untuk mencabut ambisi Ukraina bergabung dengan aliansi militer NATO, setelah menjalani perundingan selama lima jam dengan utusan Amerika Serikat di Berlin pada Minggu. Putaran kedua pembicaraan berakhir pada Senin.

“Dalam dua hari terakhir, perundingan Ukraina-AS berlangsung konstruktif dan produktif, dengan kemajuan nyata yang dicapai,” tulis Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Rustem Umerov, di platform X usai pembicaraan Senin.

Potensi kesepakatan damai tersebut dinilai dapat membuka peluang peningkatan pasokan minyak Rusia, yang saat ini masih dibatasi oleh sanksi negara-negara Barat.

Harga minyak juga tertekan oleh meningkatnya ekspektasi surplus, serta data ekonomi China yang melemah.

Output pabrik China melambat ke level terendah dalam 15 bulan pada November, sementara pertumbuhan penjualan ritel mencatat laju paling lemah sejak Desember 2022.

Dalam catatannya pada Sabtu, J.P. Morgan Commodities Research menyebut surplus minyak pada 2025 diperkirakan melebar hingga 2026 dan 2027, seiring pasokan minyak global yang tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan permintaan, dengan laju pertumbuhan pasokan mencapai tiga kali lipat pertumbuhan permintaan hingga 2026.

“Sentimen risk-off, pasar saham AS yang melemah, serta data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan tidak membantu pergerakan harga minyak mentah,” ujar analis UBS Giovanni Staunovo. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement