sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Mendekati USD80 setelah China Umumkan Stimulus Ekonomi

Market news editor Febrina Ratna
24/01/2024 19:31 WIB
Harga minyak bergerak stabil pada Rabu (24/1/2024) dengan Brent mendekati USD80 per barel setelah China mengeluarkan paket stimulus ekonomi.
Harga Minyak Mendekati USD80 setelah China Umumkan Stimulus Ekonomi. (Foto: MNC Media)
Harga Minyak Mendekati USD80 setelah China Umumkan Stimulus Ekonomi. (Foto: MNC Media)

IDXChannelHarga minyak bergerak stabil pada Rabu (24/1/2024) dengan Brent mendekati USD80 per barel setelah China mengeluarkan paket stimulus ekonomi.

Selain itu, ketegangan geopolitik diimbangi oleh sentimen dari kekhawatiran atas lemahnya permintaan dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan Reuters, harga minyak jenis Brent sempat menyentuh USD79,73 per barel. Kemudian harga turun 4 sen untuk kontrak bulan depan menjadi USD79,51 per barel pada 11.09 GMT atau 18.00 WIB. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 4 sen menjadi USD74,41 per barel.

Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC) akan memotong jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh bank sebagai cadangan mulai tanggal 5 Februari menurut pernyataan Gubernur Pan Gongsheng pada Rabu.

Pemotongan tersebut merupakan yang pertama pada tahun ini seiring dengan upaya para pengambil kebijakan memperluas upaya untuk menopang pemulihan ekonomi yang rapuh. Dengan kebijakan tersebut, PBOC akan melepaskan 1 triliun yuan ke pasar.

Di sisi lain, stok minyak mentah AS turun 6,67 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Januari 2024, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa. Namun persediaan bensin meningkat sebesar 7,2 juta barel, memicu kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.

Badan Informasi Energi (EIA), badan statistik Departemen Energi AS, akan merilis data tersebut pada Rabu malam.

Penguatan dolar AS juga membebani harga minyak karena permintaan dari pembeli dalam mata uang lain berkurang karena mereka harus membayar lebih untuk minyak dalam mata uang dolar.

Indeks dolar berada di dekat level tertingginya dalam enam minggu terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu karena investor memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dalam menghadapi ketahanan ekonomi AS.

Ketegangan geopolitik, yang menyebabkan perubahan besar-besaran dalam perdagangan global, masih menjadi fokus. “Meningkatnya risiko geopolitik, termasuk gangguan pengiriman baru-baru ini, akan menjaga harga minyak tetap premium,” kata lembaga pemeringkat Fitch pada hari Rabu.

“Namun, tanpa gangguan material terhadap produksi minyak aktual, atau peningkatan serangan yang lebih luas… kami tidak memperkirakan kenaikan yang kuat terhadap asumsi harga Brent sebesar $80 per barel untuk tahun 2024, karena terdapat kapasitas cadangan OPEC+ yang material,” tambahnya.

Di sisi lain, Koalisi 24 negara yang dipimpin oleh AS dan Inggris melancarkan serangan baru terhadap pejuang Houthi di Yaman pada hari Selasa. Serangan itu bertujuan menghentikan serangan Houthi terhadap perdagangan global, kata Inggris dalam pernyataan bersama.

AS mengatakan Houthi yang didukung Iran telah melancarkan 26 serangan sejak akhir November terhadap pelayaran komersial di Laut Merah, jalur pelayaran yang digunakan oleh sekitar 12% perdagangan minyak global sebelum serangan tersebut.

AS juga melakukan serangan terhadap milisi yang terkait dengan Iran di Irak pada hari Selasa, menyusul serangan terhadap pangkalan udara Irak yang melukai pasukan AS.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement