IDXChannel – Sebelum membeli saham suatu emiten, ada baiknya para investor memahami terlebih dahulu bagaimana sejarah saham AUTO atau kode emiten dari perusahaan PT Astra Otoparts Tbk.
PT Astra Otoparts Tbk merupakan anak perusahaan Astra International yang bergerak di bidang manufaktur suku cadang mobil. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan pada tanggal 20 September 1991 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1991.
Astra Otoparts Tbk dikendalikan oleh Astra International Tbk (ASII), sebuah perusahaan induk yang berbasis di Indonesia. Pemegang saham terbesar Astra International Tbk (ASII) adalah Jardine Cycle & Carriage yang berbasis di Singapura. Jardine Cycle & Carriage adalah anak perusahaan Jardine Matheson Holdings Limited yang berbasis di Bermuda.
Menurut anggaran dasar perusahaan, tujuan bisnis AUTO terutama adalah perdagangan dan manufaktur suku cadang dan aksesoris mobil serta jasa.
Astra Otoparts juga menjalin kerjasama dengan mendirikan joint venture dengan pemasok komponen terkemuka dari USA, China, Italia, Jepang, Taiwan dan Swedia, seperti Aisin Seiki, Aisin Takaoka, Akashi Kikai Seisakusho, Akebono Brake, Aktiebolaget SKF, Asano Gear, Daido Steel, Denso. , DIC Corporation, GS Yuasa, Juoku Technology, Kayaba, Keihin Seimitsu Kogyo, Mahle, MetalArt, Nippon Gasket, Nittan Valve, NTN Corporation, Pirelli, SunFun Chain, Toyoda Gosei, Toyota Industries dan Visteon.
Pada 2021, Gresini Racing mengumumkan merek perusahaan Aspira akan menjadi salah satu sponsor tim di MotoGP dari 2022 hingga 2024.
Perusahaan ini go public pada tanggal 29 Mei 1998 saat harga saham yang ditawarkan adalah Rp 575 per saham dengan mengeluarkan 75.000.000 lembar saham. Perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp43.125.000.000 melalui IPO saham AUTO.
Laporan keuangan AUTO
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) membukukan laba bersih sebesar Rp831,69 miliar selama sembilan bulan tahun 2022, meningkat 86,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp446,44 miliar. Hasil ini meningkatkan laba per saham dasar menjadi Rp173 dibandingkan Rp92 pada akhir September 2021.
Laba bersih naik 22,2 persen menjadi Rp 13,495 triliun, dibantu kenaikan penjualan ke pihak ketiga di Tanah Air sebesar 20,3 persen menjadi Rp 7,984 triliun.
Kemudian nilai ekspor ke pihak ketiga meningkat 24,7 persen menjadi Rp 1,194 triliun. Demikian pula penjualan kepada pihak berelasi meningkat 23,2 persen menjadi Rp 4.606 triliun. Sedangkan beban pokok penjualan naik 19,9 persen menjadi Rp 11,578 triliun. Namun, laba kotor meningkat 38,01 persen menjadi Rp 1,917 miliar. (SNP)