“Karena kenaikan IHSG ditopang oleh saham-saham konglomerat yang memiliki free float rendah, seperti DSSA, DCII, BREN, dan TPIA, BRPT,” ujarnya, Senin (21/7/2025).
Kondisi tersebut, lanjut Michael, membuat reli IHSG terkesan semu. “Hal ini mengakibatkan kenaikan IHSG sebenarnya tidak real,” imbuh Michael.
Menurut dia, penguatan indeks kali ini lebih bersumber dari aksi korporasi di saham-saham tertentu. “Bukan dari flow foreign,” tuturnya.
Sebelumnya, pada Jumat (18/7) pekan lalu, Michael menilai, saat ini IHSG telah memasuki fase baru yang menjanjikan. "Untuk saat ini, IHSG berada dalam wave 5, di mana kenaikan target wave 5 ada di 7.600," demikian katanya.
Sementara itu, mengutip laporan Reuters, Senin (21/7), penguatan IHSG turut didorong oleh harapan pelonggaran kebijakan moneter dan tercapainya kesepakatan tarif yang menguntungkan dengan Amerika Serikat (AS).