sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IHSG Melemah, Analis: Mei Pasar Cenderung Tertekan

Market news editor Shelma Rachmahyanti
03/05/2021 10:40 WIB
IHSG berada di zona merah pada pembukaan perdagangan pagi hari ini (3/5/2021). IHSG tertekan 0,20 persen berada di level 5.983.
IHSG Melemah, Analis: Mei Pasar Cenderung Tertekan (FOTO: MNC Media)
IHSG Melemah, Analis: Mei Pasar Cenderung Tertekan (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan pagi hari ini (3/5/2021). IHSG tertekan 0,20 persen berada di level 5.983. Hal ini merupakan hal wajar karena Mei merupakan periode di mana pasar cenderung tertekan.

Praktisi pasar modal Lucky Bayu Purnomo mengatakan, saat ini IHSG masih memberi sinyal pelemahan. Sebab, pasar ingin menguji apakah indeks dapat menyentuh bottom line.

“Indeks yang berada di bawah angka psikologis 6.000 ditutup di level 5.995 pekan lalu itu masih memberikan sinyal pelemahan. Karena pasar sebenarnya ingin menguji apakah indeks tersebut dapat menyentuh bottom line, nah bottom line itu ada di angka 5.950,” katanya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (3/5/2021).

Lucky menjelaskan, walau pelemahan yang terjadi masih relatif tipis, tetapi pasar memaknai bahwa membatasi transaksi atau mengendalikan volume transaksi pada saat indeks di bawah angka psikologis 6.000 itu masih menjadi pilihan.

“Untuk itu likuiditas dalam pekan ini sebenarnya masih relatif cukup ketat dan memang investor baik jangka pendek, menengah, dan panjang hingga trader, itu sangat selektif terhadap beberapa emiten,” jelas dia.

Di sisi lain, dia menuturkan fenomena Sell in May and Go Away berpotensi hadir pada bulan Mei ini. Walau berbagai stimulus sudah digelontorkan pemerintah di berbagai negara, tetapi tidak serta merta dapat mengembalikan GDP setiap negara dalam kondisi kontraksi.

“Walaupun adanya mekanisme bantuan langsung tunai, kemudian berbagai macam otoritas yang ada di Amerika itu berupaya meningkatkan likuiditas dengan menerbitkan relaksasi mulai dari pajak kemudian insentif terhadap para pengusaha yang itu juga dilakukan di Indonesia. Itu memang bagus tapi tidak serta merta dapat mengembalikan kondisi GDP setiap negara dalam kondisi kontraksi,” tutur Lucky.

Lanjutnya, Lucky mengatakan, pada bulan Mei ini memang pasar masih cenderung mengalami tekanan atau koreksi. Serta, pelaku pasar sangat selektif untuk memperhatikan emiten-emiten yang memiliki kapitalisasi dan likuiditas. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement