Dari dalam negeri, investor menantikan data pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal III-2025 yang dirilis hari ini. Pada kuartal sebelumnya, perekonomian Indonesia tumbuh 5,12 persen secara tahunan (YoY), meningkat dari kuartal I-2025 yang mencatatkan pertumbuhan 4,87 persen YoY. Data terbaru akan menjadi acuan penting dalam menentukan arah pasar ke depan.
Sementara dari mancanegara, sentimen negatif datang dari Wall Street yang kompak terkoreksi pada perdagangan Selasa (4/11/2025), dipimpin oleh saham-saham teknologi. Indeks Nasdaq dan S&P 500 masing-masing turun 2,04 persen dan 1,17 persen.
Saham berkapitalisasi besar seperti Nvidia dan Tesla turut anjlok masing-masing 3,96 persen dan 5,15 persen, seiring peringatan analis terkait valuasi sektor teknologi yang mulai overvalued.
Selain itu, data terbaru dari AS menunjukkan kontraksi di sektor manufaktur. Indeks ISM Manufaktur PMI periode Oktober 2025 berada di level 48,7, menandakan perlambatan aktivitas ekonomi. Di Asia, indeks Nikkei 225 dan KOSPI juga terkoreksi intraday masing-masing sebesar 2,33 persen dan 3,96 persen pada Rabu pagi.
Dengan kombinasi sentimen global dan domestik, IHSG diprediksi bergerak mendatar cenderung melemah seiring minimnya sentimen positif jangka pendek.