IDXChannel - Tiga saham bank besar bergerak hijau pada perdagangan Rabu (20/8/2025) di tengah sentimen pelaku pasar yang menantikan hasil keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan diumumkan pada Rabu sore sekitar pukul 14.30 WIB. Pasar menilai BI kemungkinan besar menahan suku bunga acuan di level 5,25 persen, setelah sebelumnya memangkas total 100 basis poin sejak September 2024.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga istirahat makan siang, bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menguat 1,24 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terkerek 1,04 persen, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mendaki 0,92 persen.
Berbeda, bank Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merosot 1,47 persen.
Secara umum, sektor jasa keuangan (IDXFINANCE) menghijau 0,48 persen, bersama sektor-sektor lainnya seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dan kembali ke atas level 7.900, tepatnya naik 0,49 persen secara harian ke posisi 7.901,84.
BI diperkirakan menjeda siklus pelonggaran kebijakan pada rapat Rabu (20/8) untuk menilai dampak dari pemangkasan suku bunga sebelumnya, seiring inflasi yang belakangan naik dan momentum ekonomi kuartal lalu masih terjaga, menurut jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.
BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin bulan lalu. Data berikutnya menunjukkan perekonomian tumbuh 5,12 persen pada April-Juni, sementara inflasi naik menjadi 2,37 persen pada Juli, mendekati titik tengah target BI di kisaran 1,5–3,5 persen.
Menurut catatan Reuters, tren ini, ditambah pertumbuhan kredit yang masih lambat meski total penurunan suku bunga mencapai 100 basis poin sejak September 2024, bisa mendorong BI menunda langkah pemangkasan berikutnya sampai permintaan kredit benar-benar pulih.
Sebanyak lebih dari 80 persen ekonom, yakni 24 dari 29 responden, memperkirakan BI menahan suku bunga acuan tetap di level 5,25 persen pada akhir rapat dua harinya, menurut survei Reuters pada 11–18 Agustus.
Lima ekonom lainnya memprediksi pemangkasan 25 basis poin. Suku bunga fasilitas simpanan dan pinjaman overnight BI juga diperkirakan tetap masing-masing di 4,50 persen dan 6,00 persen.
“Bukan hanya pertumbuhan PDB kuartal II-2025 yang lebih tinggi dari perkiraan, inflasi juga naik cukup signifikan pada Juli. Itu menjadi alasan tambahan bagi BI untuk menunda pemangkasan dan menilai apakah kenaikan inflasi pangan akan menular ke komponen inti,” kata Kepala Ekonom ASEAN Nomura, Euben Paracuelles.
Ia menambahkan, “Transmisi kebijakan dari pemangkasan 100 basis poin sejauh ini terlihat masih relatif lambat. Pendekatan yang lebih hati-hati adalah memperbaiki hal itu terlebih dahulu karena pemangkasan lanjutan bisa jadi tidak efektif.”
Ke depan, 14 dari 24 ekonom memperkirakan BI mempertahankan suku bunga di 5,25 persen sepanjang kuartal ini, sembilan memproyeksikan pemangkasan 25 basis poin, dan satu ekonom memperkirakan pemangkasan 50 basis poin.
Hingga akhir tahun, hampir dua pertiga ekonom, yakni 15 dari 23, memperkirakan suku bunga turun ke 5,00 persen. Enam lainnya memperkirakan 4,75 persen, sementara masing-masing satu ekonom memproyeksikan suku bunga 4,50 persen dan tetap 5,25 persen.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), pada akhir tahun juga bisa memberi ruang tambahan bagi BI untuk melonggarkan kebijakan.
“Kami memperkirakan masih ada satu kali pemangkasan tahun ini, tetapi ada risiko BI bisa menambahnya. The Fed kini memangkas dua kali lagi tahun ini, bukan hanya sekali. Itu memberi ruang lebih bagi BI untuk mempertimbangkan pelonggaran lebih lanjut bila diperlukan,” ujar Euben. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.