Kenaikan porsi portofolio juga mencerminkan pergeseran signifikan dari instrumen kas ke aset berwujud. Investor affluent di Indonesia mengurangi kepemilikan tunai menjadi 19 persen dan mengalihkan sebagian besar dana tersebut ke emas.
Tren serupa juga terlihat secara global, di mana alokasi emas meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain emas fisik, tiga produk investasi teratas yang dimiliki investor kaya di Indonesia yaitu deposito berjangka (33 persen) dan investasi terkelola (31 persen).
Ke depan, minat terhadap emas digital juga meningkat, terutama di kalangan Gen Z dan Milenial, yang menunjukkan selera risiko dan adopsi inovasi yang lebih besar.
Laporan ini dirilis seiring dengan penguatan harga emas global. Harga emas dunia kembali menguat di awal pekan ini setelah data pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan, memperkuat spekulasi Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga.