sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jadi Induk Holding BUMN Mikro, Saham BRI Diramal Meroket ke Rp5.300

Market news editor Aditya Pratama
13/07/2021 11:26 WIB
Pembentukan holding ultra mikro diperkirakan bakal membuat saham dan kapitalisasi emiten BBRI meroket.
Jadi Induk Holding BUMN Mikro, Saham BRI Diramal Meroket ke Rp5.300 (FOTO: MNC Media)
Jadi Induk Holding BUMN Mikro, Saham BRI Diramal Meroket ke Rp5.300 (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah dalam waktu dekat akan membentuk holding BUMN Ultra Mikro dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) sebagai induk holding. Pembentukan holding tersebut diperkirakan bakal membuat saham dan kapitalisasi emiten BBRI tersebut meroket.

Head of Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma mengatakan, banyak investor yang menyukai aksi korporasi ini. Pasalnya, potensi pengembangan bisnis perusahaan-perusahaan negara yang masuk dalam holding akan semakin kuat. Selain itu dengan holding, BUMN terkait akan lebih banyak menciptakan multiplier effect terhadap ekonomi. 

"Kami positif memandang pembentukan holding ini. Akan terjadi sinergi dengan bisnis mereka. Banyak investor yang pasti suka dengan integrasi ini," ujar Suria dalam keterangan tertulis, Selasa (13/7/2021).

Adapun proses pembentukan holding sudah mulai mendekati rampung setelah Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2021 sebagai payung hukum holding UMi terbit. Beleid itu hadir sebagai bentuk perwujudan visi pemerintah meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan segmen ultra mikro yang sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024. 

Sesuai PP tersebut, holding terdiri atas tiga entitas BUMN yakni BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Masyarakat Madani (Persero) atau PNM. Selanjutnya, akan ada pembahasan rinci dalam RUPSLB BRI pada 22 Juli 2021 mendatang. 

Berdasarkan perhitungan teknis, Suria menyampaikan target harga untuk BBRI dengan mempertimbangkan pembentukan holding adalah Rp5.300 atau di kisaran 3,1 x PBV. Dengan adanya rights issue, kata dia, kapitalisasi pasar BBRI berpotensi mendekati atau melebihi Rp600 triliun. 

Dia melanjutkan rasio kecukupan modal BRI mampu naik menjadi 23 persen dari 19,8 persen pada kuartal pertama tahun ini. Rasio kecukupan modal ini menurutnya adalah kekuatan BRI untuk mendukung PNM dan Pegadaian agar lebih agresif dalam melakukan ekspansi pada segmen ultra mikro nasional. 

"CAR-nya (Capital Adequacy Ratio) itu akan bisa naik lagi. Artinya kekuatan modalnya kuat," kata dia.

Di sisi lain, Suria pun menyoroti kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam penerbitan saham baru BRI. Lantaran harga saham BBRI yang dianggapnya cukup mahal. Hal itu menurutnya kendala umum bagi emiten blue chip.  

"Kalau bisa terserap semua [saham right issue] itu bagus. Tapi memang ini adalah kendala umum emiten blue chip dalam menerbitkan saham baru. Harganya pasti tinggi dan penghimpunan dananya pasti besar," ucapnya. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement