Djony menjelaskan, laba bersih divisi otomotif perseroan menurun 7 persen menjadi Rp8,5 triliun, terutama disebabkan oleh dampak penjualan mobil yang lebih rendah di tengah pelemahan pasar mobil nasional, yang mengimbangi peningkatan kontribusi bisnis sepeda motor.
“Meskipun pasar mobil masih relatif lemah, namun kami memperkirakan grup dapat mempertahankan kinerja yang kuat hingga akhir tahun ini,” ujar Djony.
Sementara itu, laba bersih divisi jasa keuangan grup meningkat 6 persen menjadi Rp6,2 triliun pada sembilan bulan pertama 2024. Kenaikan itu terutama oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan yang meningkat.
Pada divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, laba bersih meningkat 1 persen menjadi Rp9,6 triliun, didukung oleh peningkatan kinerja pada bisnis kontraktor penambangan dan pertambangan emas yang mengimbangi penurunan penjualan alat berat dan pertambangan batu bara.