Advenia Elisabeth/MPI
IDXChannel - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 47 poin di level Rp 14.745 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini. Penurunan ini sudah terjadi selama dua hari berturut-turut.
Menurut Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, salah satu faktor pemicu melemahnya mata uang garuda ini, karena adanya sentimen dari Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan inflasi yang diukur atas Indeks Harga Konsumen (IHK) pada 2022 akan meningkat hingga mencapai 4,2 persen.
"Kondisi tersebut menjadi cerminan koordinasi fiskal dan moneter yang sangat kuat, di mana fiskal meningkatkan subsidi sehingga tidak semua kenaikan harga energi dan komoditas dunia berdampak kepada inflasi dalam negeri dan BI ikut berpartisipasi dalam pembiayaan anggaran negara untuk tahun ini," terang Ibrahim dikutip dari rilis hariannya, Rabu (15/6/2022).
Lanjutnya, koordinasi tersebut, berhasil menahan dampak dari kenaikan harga komoditas yang tinggi baik harga energi maupun harga pangan dunia terhadap inflasi di Tanah Air. Kemudian, kata Ibrahim, faktor lainnya yakni Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada Mei 2022 mencapai US$ 21,51 miliar.
Nilai tersebut merosot 21,3% dibandingkan April 2022 tetapi masih naik 27% dibandingkan Mei 2021. Nilai ekspor Mei adalah yang terendah sejak Februari 2022.
