sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Oktober, IHSG Diprediksi Tembus Rekor Baru di Atas Level 6.441

Market news editor Aditya Pratama
08/10/2021 08:31 WIB
Harga komoditas sedang meningkat, kondisi ini menumbuhkan optimisme pelaku pasar dan mendorong IHSG diprediksi menembus rekor baru.
Oktober, IHSG Diprediksi Tembus Rekor Baru di Atas Level 6.441 (FOTO: MNC Media)
Oktober, IHSG Diprediksi Tembus Rekor Baru di Atas Level 6.441 (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Meningkatnya harga sawit, barubara, minyak mentah hingga gas bumi membuat kinerja emiten komoditas meningkat. Kondisi ini menumbuhkan optimisme pelaku pasar dan mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tertinggi tahun ini, yaitu ke atas 6.441 pada bulan Oktober.

“Memasuki kuartal IV 2021, IHSG berada di zona hijau dan siap untuk memecahkan rekor tertinggi di tahun ini. Pada Oktober, secara teknikal IHSG akan menguji support di level 6.202-6.286 dan resistance di kisaran 6.441,” ujar Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina dalam keterangan tertulis dikutip, Jumat (8/10/2021).

Sebagai catatan, rekor IHSG tahun ini berada di level 6.435 yang dicetak pada 13 Januari 2021. Pada perdagangan Rabu (6/10/2021), indeks saham domestik meroket hingga 2,06 persen dan nyaris mencetak rekor baru. Penguatan tersebut membuat IHSG ditutup pada 6.417.

Martha mengatakan, pasca membukukan penguatan 2,2 persen di bulan September, bulan ini IHSG dapat melanjutkan penguatan karena peningkatan mobilitas masyarakat dan semakin mempercepat pergerakan roda perekonomian.

Di tengah optimisme tersebut, Martha dan Tim Investment Information Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan tiga sektor saham utama, yaitu energi, barang konsumen primer, dan perbankan. Untuk sektor energi, saham yang menjadi pilihan adalah ITMG, PTBA, ADRO, dan PGAS. Lalu dari sektor konsumen primer dan perbankan, pilihan sahamnya adalah LSIP, AALI, dan SSMS bersama dengan BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI.

“Kami menilai saham komoditas energi dan minyak sawit mentah (CPO) masih atraktif, mengingat harga komoditasnya yang terus meningkat dan ekspektasi laporan keuangan kuartal III 2021 yang positif. Begitu juga dengan sektor perbankan, yang berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama menambahkan, naiknya harga komoditas dunia seperti harga minyak mentah, batu bara, CPO, timah, maupun gas alam baru-baru ini turut didorong naiknya permintaan global seiring dengan pemulihan ekonomi.

IMF, World Bank, maupun OECD, lanjutnya, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2021 masing-masing 6%, 5,6% dan 5,7%, seiring dengan komitmen berbagai negara dalam meningkatkan stimulus fiskal dan moneter sekaligus program akselerasi vaksinasi.

"Namun di sisi lain seiring dengan perbaikan ekonomi global, potensi naiknya suku bunga acuan AS pada tahun depan pun diprediksi lebih besar, yaitu ketika sebanyak 9 anggota FOMC memilih untuk menaikkan suku bunga acuan setidaknya satu kali terhadap suku bunga acuan AS pada tahun depan," ucap Nafan.

Dalam “Dot Plot” terbaru yang dirilis bank sentral AS atau The Fed tersebut sangat berbeda dibanding Dot Plot Juni lalu, di mana proyeksi median anggota FOMC menunjukkan tidak ada kenaikan suku bunga acuan hingga 2023. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement