Selain itu, ketidakpastian global turut mendorong minat terhadap aset lindung nilai seperti emas.
"Serta emas yang mengalami kenaikan dari uncertainty global," imbuh Michael.
Tak hanya itu, Michael juga mencermati saham-saham yang terkait dengan Grup Prajogo Pangestu yang kini masuk radar investor global.
"Dan juga saham-saham Pak PP [sebutan investor ritel untuk Prajogo] yang berada dalam radar indeks MSCI," katanya.
Fenomena lain yang ikut mewarnai reli IHSG adalah munculnya pola gap up yang berulang. Michael mencatat, selama periode penguatan ini, IHSG mencatat lima kali gap up tanpa disertai koreksi signifikan.
Ia menjelaskan bahwa anomali tersebut tidak lepas dari perubahan komposisi indeks yang dipengaruhi oleh kehadiran saham-saham dengan kapitalisasi besar.