IDXChannel – Saham-saham bank besar kembali menguat pada Selasa (12/8/2025), melanjutkan kenaikan sejak kemarin di tengah tren positif pasar saham secara umum.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) meningkat 3,41 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terkerek 3,18 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mendaki 2,86 persen.
Serupa, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menghijau 2,34 persen.
Keempat saham bank tersebut tampak mencoba melakukan rebound setelah tertekan dalam tren penurunan selama berbulan-bulan. Kendati, arah berikutnya masih bergantung pada sentimen pasar dan perkembangan makroekonomi, termasuk kebijakan suku bunga dan likuiditas perbankan.
Tiga bank besar Indonesia mendapat sorotan positif analis meski target harga sebagian disesuaikan.
UOB Kay Hian menilai kinerja kuartal II-2025 BBRI menunjukkan tanda awal stabilisasi kualitas aset dan biaya dana. Rasio kredit berisiko (LAR) bank-only tercatat 11 persen, sementara porsi kredit restrukturisasi stabil di 6,4 persen.
Rasio dana murah (CASA) naik menjadi 65,5 persen pada Juni, membantu menekan biaya dana. Rekomendasi beli dipertahankan, namun target harga diturunkan dari Rp4.500 menjadi Rp4.250 karena asumsi imbal hasil ekuitas (ROE) yang lebih rendah.
Untuk BBNI, CGS International mempertahankan rekomendasi add seiring proyeksi pertumbuhan kredit semester II yang lebih baik. BBNI akan mengandalkan kredit wholesale dan segmen UMKM setelah pembersihan kualitas aset dua tahun terakhir. Prospek likuiditas semester II-2025 dinilai optimistis dengan asumsi pelonggaran moneter berlanjut.
Meski demikian, proyeksi laba per saham 2025-2026 dipangkas 7 persen akibat margin bunga bersih yang lebih rendah. Target harga juga dipangkas dari Rp5.600 menjadi Rp5.500.
Sementara itu, MNC Sekuritas tetap merekomendasikan beli untuk BBCA dengan target Rp11.300, mencerminkan valuasi PBV FY25E/FY26E sebesar 5,2x (kali)/4,7x.
Potensi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi, likuiditas yang baik, imbal hasil aset lebih tinggi, efisiensi biaya pencadangan, dan ROE stabil menjadi pendorong utama. Risiko yang diwaspadai meliputi potensi pengetatan likuiditas dan penurunan kualitas aset. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.