Ia menambahkan, level koreksi berikutnya untuk DCII berada di kisaran Rp100.000 per saham.
Di harga saat ini, DCII menjadi saham termahal di bursa, berada di atas PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang diperdagangkan di Rp43.875 per saham, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) di Rp42.675 per saham, dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) di Rp40.400 per saham.
Fluktuasi harga yang tajam membuat BEI sempat menghentikan perdagangan (suspensi) saham ini sebanyak dua kali, yakni pada 25 Februari 2025 serta pada 27 Februari hingga 4 Maret 2025.
Setelah kembali diperdagangkan pada 5 Maret 2025, saham DCII sempat mengalami kenaikan signifikan, meskipun berada di papan full call auction (FCA), yang umumnya membatasi likuiditas dan transaksi perdagangan.
Sebelumnya, lonjakan harga saham DCII belakangan ini di tengah kabar bahwa perseroan tengah mempertimbangkan aksi pemecahan nilai nominal saham (stock split). Direktur Utama DCII, Toto Sugiri, mengungkapkan rencana tersebut dalam pertemuan dengan sejumlah media di Jakarta, pada 18 Februari 2025.