IDXChannel – Saham emiten milik taipan Prajogo Pangestu cenderung menguat di awal pekan, Senin (15/9/2025), seiring cenderung bergerak sideways belakangan ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.25 WIB, saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) melejit 8,66 persen ke level Rp1.505 per unit.
Kemudian, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) terkerek 2,84 persen menjadi Rp3.980 per unit dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tumbuh 2,02 persen.
Saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga menghijau, sebesar 2,10 persen dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 1,33 persen. Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) juga mendaki 0,63 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, saham-saham milik Prajogo Pangestu saat ini menunjukkan pergerakan yang fluktuatif.
“Saham Prajogo memang bergerak volatile,” ujar Michael, Senin (15/9/2025).
“Jika kita melihat koreksi CDIA dari 2000 ke 1280, artinya sudah terkoreksi hingga 30 persen. Penguatan setelah koreksi sebesar itu adalah hal lumrah,” tuturnya.
Ia menambahkan, secara teknikal saham-saham Prajogo yang sebelumnya terimbas aksi ambil untung kini mulai menunjukkan sinyal pembalikan arah.
“Secara teknikal, saham-saham Prajogo yang terkoreksi seperti BRPT dan CDIA kemarin, sudah membuat reversal area,” kata Michael. “Menarik untuk diikuti secara teknikal,” imbuhnya.
Kabar terbaru, Prajogo kembali melepas sebagian kepemilikannya di BREN dengan nilai transaksi Rp737 miliar.
Aksi tersebut dilakukan melalui Green Era Energy Pte Ltd (GEE) untuk menambah free float dan likuiditas saham yang beredar di pasar.
Dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (10/9/2025), Prajogo mengobral saham BREN secara bertahap pada 3-9 September 2025 dengan total 87.674.300 saham.
Rinciannya, sebanyak 38.650.200 saham di harga Rp8.500 pada 3 September. Lalu 39.233.600 saham di harga Rp8.350 pada 8 September, dan sebanyak 9.790.500 saham di harga Rp8.350 pada 9 September.
"Tujuan dari transaksi untuk menambah free float saham yang beredar di pasar," kata Direktur BREN Merly, Rabu (10/9/2025).
Kabar lainnya, PTRO meraih fasilitas kredit Rp2,5 triliun dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) setelah resmi mengakuisisi saham Grup Hafar, perusahaan yang bergerak di bidang Engineering, Procurement, Construction & Installation (EPCI) dam jasa pelayaran migas.
Pinjaman jumbo ini memiliki tenor delapan tahun sejak ditandatangani pada 28 Agustus 2025.
Manajemen PTRO menyampaikan, dana pinjaman tersebut akan difokuskan untuk mendukung belanja modal (capital expenditure/capex) serta memperkuat modal kerja dalam rangka ekspansi usaha, khususnya di lini bisnis engineering, procurement and construction (EPC).
“Fasilitas-fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perseroan, serta memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha,” tulis manajemen PTRO dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (29/8/2025).
Perseroan menegaskan, tambahan fasilitas kredit ini akan memperkokoh struktur pendanaan tanpa menimbulkan dampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, maupun kondisi keuangan perseroan.
Sebelumnya, Petrosea dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menuntaskan akuisisi atas seluruh kepemilikan saham di Grup Hafar pada 15 Agustus 2025.
Dalam akuisisi ini, Petrosea mengakuisisi 51 persen saham melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction, sedangkan Rukun Raharja mengambil 49 persen saham di Grup Hafar.
BRPT juga sebelumnya membantah kabar Prajogo atau perusahaan yang berada di bawah kendalinya, mengakuisisi emiten milik Happy Hapsoro PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA). Rumor tersebut beredar melalui pesan berantai di WhatsApp dan sejumlah platform pesan instan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.