“Jika kita melihat data umum dari Indeks PMI Manufaktur (Purchasing Managers' Index) dan PDB, Indonesia mengalami pelemahan di bawah konsensus,” ujar Michael, Rabu (30/7/2025).
Ia merinci, “PMI terkontraksi di kuartal I-2025 dan II-2025, masing-masing sebesar 51 dan 47. Kemudian pertumbuhan PDB di angka 4,8 persen.”
Dengan kondisi tersebut, menurutnya, “Investor perlu menurunkan ekspektasi terhadap laporan keuangan semester I-2025.”
Lebih lanjut, Michael juga mengingatkan sejumlah faktor global yang bisa menekan arus modal masuk ke pasar saham domestik.
“Saat ini investor perlu memperhatikan suku bunga AS, pelemahan ekonomi China, dan risiko inflasi yang dapat menekan capital inflow bahkan di semester II-2025,” imbuh Michael.