Taufan Sukma/IDX Channel
Lonjakan laba ditopang oleh pertumbuhan volume penjualan sebesar empat persen menjadi 2,01 juta ton.
Meski porsi pertumbuhan tersebut relatif tipis, namun hal itu perlu disyukuri mengingat permintaan semen secara nasional, terutama di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) yang merupakan pasar utama perusahaan, tengah mengalami koreksi.
Tak hanya itu, SMBR juga berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,88 triliun di sepanjang tahun lalu, tumbuh sekitar tujuh persen dibanding realisasi pendapatan 2021.
"Catatan kinerja positif ini tidak terlepas dari kesuksesan inisiatif strategis perusahaan pada tahun lalu, yang berfokus pada tiga inisiatif yaitu Cost Leadership Through SMBRGO45 Program, Strengthen Market Positioning dan Competency Improvement of Employee," tutur Daconi.
Ketiga hal tersebut, dijelaskan Daconi, merupakan program unggulan dalam rangka mengefisiensikan biaya di berbagai bidang dan pelaksanaan praktek terbaik dalam operasi sehingga mampu mencapai kinerja positif. (TSA)
