Kurnia Nadya
Garibaldi Thohir bersama Edwin Soeryadjaya, Sandiaga Uno, dan Benny Soebianto membentuk konsorsium baru untuk membeli saham Adaro dari perusahaan Australi tersebut. Dari sini, kepemilikan ADRO mulai berpindah Garibaldi dan konsorsiumnya.
Bagaimana proporsi kepemilikan saham Garibaldi di ADRO? Melansir laman profile perusahaan di IDX (11/8/2025), berikut adalah proporsi kepemilikan saham di ADRO:
- PT Adaro Strategic Investment 14,04 miliar saham (45,66 persen)
- Pihak afiliasi 3,20 miliar saham (10,41 persen)
- Garibaldi Thohir 1,97 miliar saham (6,42 persen)
- Edwin Soeryadjaya 1,05 miliar saham (3,41persen)
- Saham treasury 1,74 miliar saham (5,66 persen)
- Masyarakat non-warkat 8,64 miliar (28,09 persen)
Garibaldi dan Edwin sama-sama tercatat memiliki saham di ADRO dengan proporsi di atas 2 persen. Kepemilikan terbesar berada di PT Adaro Strategi Investment, yang secara tak langsung adalah perusahaan investasi milik Thohir dan Soeryadjaya.
Perusahaan ini mencatatkan sahamnya secara perdana di Bursa Efek pada 16 Juli 2008 dengan harga penawaran Rp1.100 per saham. Melalui penawaran perdanan ini, ADRO sukses menghimpun dana sebesar Rp12,25 triliun.
Pada perdagangan Senin 11 Agustus 2025, saham ADRO ditutup di harga Rp1.810 per saham, naik 1,12 persen dari pembukaan sebelumnya. Lalu pada Kamis (7/8/2025), MSCI mengumumkan hasil evaluasi untuk periode Agustus, di mana ADRO keluar dari indeks MSCI Global Standard.
Itulah penjelasan singkat tentang siapa pemilik ADRO.
(Nadya Kurnia)
