Shifa Nurhaliza
IDXChannel - Sejarah saham ANTM atau kode saham dari perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dimulai pada tanggal 27 November 1997, ANTM telah memperoleh pernyataan efektif dari BapepamLK mengenai penawaran umum perdana (IPO) saham ANTM sebanyak 430.769.000 saham (Seri B) dengan nilai nominal Rp500 per saham dan harga penawaran perdana atas Rp1.400 per saham. Saham tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 27 November 1997.
Sekadar informasi, berdasarkan anggaran dasar perusahaan ruang lingkup usaha ANTM adalah di bidang pertambangan semua jenis mineral dan bergerak di sektor industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa sektor pertambangan.
Komoditas utama ANTAM adalah bijih nikel atau saprolit kadar tinggi, bijih nikel atau limonit kadar rendah, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama ANTAM adalah pengolahan dan pemurnian logam mulia dan jasa geologi.
ANTAM, anggota MIND ID (Mining Industry Indonesia), BUMN Holding Industri Pertambangan adalah perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi secara vertikal dengan orientasi ekspor.
Melalui lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan kaya akan mineral, kegiatan ANTAM meliputi eksplorasi, penambangan, pengolahan dan pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki pelanggan setia yang sudah lama ada di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya konsesi pertambangan serta besarnya cadangan dan sumber daya yang dimiliki, ANTAM telah menjalin sejumlah usaha patungan dengan mitra internasional untuk memanfaatkan cadangan yang ada.
Laporan Keuangan ANTM 2022
Emiten bersimbol ticker ANTM ini berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada kinerja keuangan dan operasional perusahaan sepanjang tahun 2021 dengan laba bersih Rp1,86 triliun dan Ebitda Rp5,71 triliun.
Pada tahun 2021, Ebitda perusahaan naik 79% dari tahun 2020, mencapai Rp3,19 triliun. Melalui penerapan praktik bisnis terbaik yang didukung oleh setiap insan Antam pada tahun 2021. Perseroan mampu mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp38,4 triliun, naik 40% year-on-year (YoY) dibandingkan pendapatan sebesar Rp27,37 triliun pada tahun 2020.
Ditambah dengan upaya manajemen COGS dan operasi yang dioptimalkan, laba kotor perusahaan tumbuh 42% tahun-ke-tahun pada tahun 2021 dengan laba kotor Rp6,36 triliun.
Laba usaha tahun 2021 tercatat sebesar Rp2,74 triliun, naik 35% dari laba usaha tahun 2020 sebesar Rp2,03 triliun. Rekor laba kotor dan laba usaha yang kuat membantu Antam meraih laba bersih 2021 sebesar Rp1,86 triliun, naik 62% dari laba bersih 2020 sebesar Rp1,15 triliun. (SNP)
