Fiki Ariyanti
IDXChannel - Kementerian BUMN memastikan penggabungan atau merger tujuh perusahaan pelat merah di sektor infrastruktur kelar pada September 2024.
Salah satu yang 'dikawinkan' adalah PT Nindya Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero) ke PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Hal ini disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga pada awal Mei 2024.
Merespons kabar tersebut, Corporate Secretary Adhi Karya, Rozi Sparta angkat bicara.
"Kabar tersebut mengutip pernyataan yang disampaikan oleh Staf Khusus Menteri BUMN RI, sehingga kami tidak dapat memberikan klarifikasi atas kebenaran pemberitaan tersebut," tegas dia dalam keterbukaan informasi BEI, Jakarta, Jumat (31/5).
Soal proses penggabungan perseroan dengan Brantas Abipraya dan Nindya Karya, Rozi menyebut, merupakan kewenangan dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas perseroan.
"Terhadap proses penggabungan perseroan dengan Brantas Abipraya dan Nindya Karya bukan sepenuhnya kewenangan dari perseroan, melainkan Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas," jelasnya.
Oleh sebab itu, sambung Rozi, perseroan belum dapat menerbitkan informasi yang berkaitan dengan hal tersebut sampai adanya arahan atau keputusan resmi terbit dari Kementerian BUMN.
"Sampai dengan saat ini tidak ada informasi atau kejadian penting lain yang material sehingga dapat memengaruhi kelangsungan hidup perseroan serta memengaruhi harga saham perseroan," imbuhnya.
Dari data RTI Business, saham ADHI bergerak fluktuatif hari ini. Saham BUMN Karya tersebut sempat menguat menyentuh level 212. Namun kemudian berbalik arah melemah dan sempat berada di level 206.
Hingga pukul 09.39 WIB, saham ADHI turun 0,95 persen ke 208. Secara year to date, saham perseroan sudah anjlok 32,69 persen.
(FAY)
