Seiring kenaikan pendapatan, sejumlah beban TLKM membengkak. Dari sisi beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi, biaya terbesar berasal dari kenaikan biaya operasi dan pemeliharaan yang mencapai Rp10,73 triliun dari sebelumnya Rp9,81 triliun.
Biaya pemakaian frekuensi radio mencapai Rp3,21 triliun, naik dari Rp2,93 triliun, demikian juga beban pokok penjualan kartu SIM dan voucher total menjadi Rp319 miliar, dari sebelumnya Rp244 miliar.
Gaji dan tunjangan karyawan juga naik menjadi Rp4,80 triliun, dibandingkan paruh pertama tahun lalu senilai Rp4,40 triliun. Namun, cuti, insentif, dan tunjangan lainnya serta biaya pensiun berkala tampak menyusut.
Beban umum terlihat juga meningkat menjadi Rp1,08 triliun, biaya jasa profesional dan perjalanan masing-masing naik sebesar Rp314 miliar dan Rp164 miliar. Demikian juga biaya pelatihan, pendidikan, dan rekruitmen yang mencapai Rp128 miliar.
Per 30 Juni 2022, TLKM membukukan total aset sebesar Rp275.27 triliun, atau lebih rendah 0,68 persen dari akhir 2021 senilai Rp277,18 triliun. Kewajiban pembayaran utang atau liabilitas membengkak 2,13 persen menjadi Rp134,59 triliun, sedangkan modal atau ekuitas perseroan menyusut 3,24 persen sebesar Rp140,67 triliun. (TSA)