sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Valuasi Saham IPO Cinema XXI (CNMA) Mahal, Beli atau Tunggu?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
28/07/2023 12:52 WIB
Bagaimana valuasi saham emiten perusahaan operator jaringan bioskop terbesar di Indonesia Cinema XXI PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA)?
Valuasi Saham IPO Cinema XXI (CNMA) Mahal, Beli atau Tunggu? (Foto: Cinema XXI)
Valuasi Saham IPO Cinema XXI (CNMA) Mahal, Beli atau Tunggu? (Foto: Cinema XXI)

Tidak hanya itu, beberapa faktor lain seperti potensi pertumbuhan yang besar, industri film domestik yang menarik, pembangunan pusat perbelanjaan yang meningkat, dan lingkungan regulasi industri yang mendukung, juga mendukung industri bioskop di Indonesia.

Pasar bioskop di Indonesia juga masih sangat minim penonton, sehingga masih memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar.

Mengutip prospektus IPO CNMA, dalam estimasi per 2022, Indonesia memiliki 7,6 layar bioskop per satu juta penduduk.

Jumlah ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat (133,1), Inggris (72,6), dan Tiongkok (47,3).

Bahkan dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia (42,9), Singapura (58,5), Filipina (6,6), dan Thailand (12,9), serta negara-negara berkembang seperti Brasil (15,2), Meksiko (58,5), dan Rusia (37,6), Indonesia masih memiliki jumlah layar yang rendah.

Meskipun terjadi peningkatan penetrasi layar di Indonesia dari 5,8 pada tahun 2017 menjadi 7,6 pada 2022, tetapi masyarakat masih dianggap belum terlayani secara optimal. Hal ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan yang signifikan dalam pasokan layar bioskop di Indonesia.

Namun, bisnis bioskop juga menghadapi risiko. Pandemi COVID-19 telah mengganggu operasional bisnis bioskop dan berdampak pada penurunan kunjungan dan pendapatan.

Selain itu, persaingan dari saluran distribusi alternatif seperti platform streaming bisa mempengaruhi jumlah penonton dan pendapatan bioskop.

Perjanjian sewa properti, kondisi ekonomi global dan lokal, kualitas dan performa film, serta strategi bisnis dan manajemen yang kurang efektif juga menjadi risiko yang perlu diperhatikan. Perubahan pada pasar properti juga bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri bioskop.

Meskipun ada risiko, potensi pertumbuhan industri bioskop di Indonesia tetap menjanjikan dengan dukungan faktor pendorong positif yang kuat. Dengan manajemen yang baik, adaptasi terhadap perubahan pasar, dan upaya inovasi, industri bioskop di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan hiburan yang menarik bagi masyarakat.

Soal Cinema XXI

Pada 1988, Cinema XXI didirikan dan sejak itu telah menjadi operator bioskop terkemuka yang menyajikan pengalaman menonton film berkualitas bagi penonton dan penggemar film di berbagai kota di Indonesia.

Selama perjalanan perkembangannya, Cinema XXI berhasil mencatat beberapa prestasi penting dengan berbagai inovasi layanan, seperti penawaran teater Regular/Deluxe, The Premiere, dan IMAX, serta beragam produk F&B dan opsi iklan bagi pelanggan Cinema XXI.

Cinema XXI memiliki beberapa kegiatan usaha utama, termasuk kegiatan penjualan tiket bioskop melalui loket fisik di bioskop atau secara daring melalui platform m.tix dan TIX.ID.

Selain itu, mereka juga menjual makanan dan minuman melalui gerai XXI Café, The Premiere Café, XXI Lounge, gerai restoran Hello Sunday, dan gerai XXI Café Box, serta menawarkan sistem pemesanan makanan secara daring melalui m.food dan melalui platform pihak ketiga seperti Shopeefood, Grabfood, dan Gofood.

Cinema XXI juga berperan dalam pemasangan iklan di layar teater di lokasi bioskop, papan iklan digital, dan situs web, serta menyelenggarakan berbagai acara promosi.

Sebagai operator jejaring bioskop terbesar di Indonesia, Cinema XXI berhasil mencatat prestasi dalam hal pendapatan gross box office, jumlah penonton, dan jumlah layar, dengan pangsa pasar masing-masing mencapai 69,7%, 68,8%, dan 57,7% per tanggal 31 Desember 2021, menurut Euromonitor.

Pada 31 Desember 2022, Cinema XXI mengoperasikan total 225 bioskop dengan 1.216 layar di 55 kota di seluruh Indonesia.

Sejak debutnya di industri pemutaran film pada akhir tahun 1980-an, Cinema XXI telah berhasil memposisikan diri sebagai operator bioskop terkemuka yang melayani para penggemar film di berbagai kota di Indonesia. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement