sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Dalam Tren Melambat, Analis Pede Tetap di Jalur Bullish

Market news editor Febrina Ratna Iskana
10/11/2025 04:00 WIB
Wall Street baru-baru ini melemah dan menunjukkan tanda perlambatan. Meski begitu, analis menilai pasar saham masih dalam jalur bullish.
Wall Street Dalam Tren Melambat, Analis Pede Tetap di Jalur Bullish. (Foto: Inews Media Group)
Wall Street Dalam Tren Melambat, Analis Pede Tetap di Jalur Bullish. (Foto: Inews Media Group)

Kepala manajer ekuitas dan portofolio di Aptus Capital Advisors, David Wagner, mengatakan risiko yang lebih besar yaitu bereaksi berlebihan terhadap pelemahan pasar. "Saya benar-benar berpikir salah satu risiko terbesar yang dapat dilakukan investor saat ini adalah menarik dana dari pasar," tuturnya.

Kepala strategi pasar di Federated Hermes, Phil Orlando, mengatakan prospek jangka panjangnya tetap positif meskipun kekhawatiran jangka pendek mungkin telah mengguncang saham dalam beberapa sesi terakhir.

"Mungkinkah ada sedikit fluktuasi, sedikit peningkatan volatilitas selama beberapa kuartal mendatang? Tentu saja, tetapi kami melihatnya sebagai peluang beli," kata dia.

Para analis berargumen bahwa perekonomian AS tidak akan jatuh, dengan pertumbuhan kuartal kedua yang lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya di tengah belanja konsumen yang kuat.

Survei National Association for Business Economics menunjukkan melonjaknya investasi bisnis diperkirakan mengimbangi pertumbuhan konsumsi dan perdagangan global yang lebih lemah serta menjaga pertumbuhan ekonomi.

"Jika Anda melihat fundamental ekonomi di seluruh dunia, AS dan negara-negara berkembang mengalami pertumbuhan yang kuat dan meskipun ada beberapa pelemahan, pertumbuhan tersebut berada pada level yang sehat," kata kepala investasi di American Century Investments, Victor Zhang, yang mengelola sekitar USD300 miliar.

Namun, dengan S&P 500 naik 14 persen sepanjang tahun ini dan Nasdaq naik 19 persen, para analis secara umum sepakat bahwa aksi jual berisiko meningkat dan berita tentang ekonomi bisa berdampak negatif.

Dengan hilangnya data resmi terbaru mengenai perekonomian akibat penutupan pemerintah AS, investor harus menentukan bobot yang tepat untuk setiap laporan tidak resmi baru, yang meningkatkan risiko reaksi berlebihan.

"Pasar bullish tidak mati karena usia tua; melainkan mati karena ketakutan. Yang paling mereka takuti saat ini adalah resesi,” kata kepala strategi investasi di CFRA, Sam Stovall, yang melihat potensi pelemahan pasar lebih lanjut.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement