Sebaliknya, ketika situasi ekonomi mulai pulih, investor kembali melirik instrumen investasi yang lebih berisiko demi mengejar keuntungan lebih besar. Dengan mengetahui sebab, investor dapat mengambil keputusan dan berencana lebih tenang.
2. Tidak Beli di Pucuk
Saat harga emas rally sejak akhir 2024, yang kemudian kembali dikerek oleh sentimen negatif dari kebijakan-kebijakan pemerintah Amerika Serikat, investor berbondong-bondong memborong emas karena harganya terus naik signifikan.
Lonjakan harga yang signifikan dalam waktu singkat ini membuat investor panik dan takut ketinggalan momentum, dan akhirnya memborong emas sekalipun harganya sudah mencapai pucuk, alias terlalu mahal.
Padahal saat kondisi geopolitik dan perekonomian global mulai mereda, harga emas bisa kembali turun. Harga emas memang berpeluang naik lagi, tetapi tidak dapat ditentukan kapan harganya akan menyamai atau melampaui harga beli investor.
Inilah yang harus dipertimbangkan investor emas ketika terpicu untuk membeli di harga atas.