3. Lacak dan Catat Seluruh Pengeluaran
Selanjutnya, Anda harus mencatat semua pengeluaran bulanan, baik yang rutin maupun tidak rutin. Pengeluaran tetap seperti sewa, listrik, air, dan cicilan harus dimasukkan. Begitu juga dengan pengeluaran variabel seperti belanja mingguan, makan di luar, transportasi, dan hiburan.
Gunakan buku catatan, Excel, atau aplikasi pengelola keuangan seperti Mint atau Money Lover. Semakin detail pencatatan Anda, semakin mudah mengidentifikasi kebocoran keuangan.
4. Kategorikan Pengeluaran Menjadi Kebutuhan dan Keinginan
Setelah semua pengeluaran tercatat, kelompokkan pengeluaran ke dalam dua kategori utama: kebutuhan (needs) dan keinginan (wants). Kebutuhan meliputi hal-hal esensial untuk hidup, seperti makan, tempat tinggal, dan transportasi.
Keinginan mencakup hiburan, langganan streaming, dan belanja impulsif. Dengan memilah pengeluaran, Anda dapat menilai apakah ada keinginan yang bisa dikurangi demi mencapai target keuangan.
5. Tetapkan Prioritas dan Tujuan Keuangan
Setelah mengelompokkan pengeluaran, tentukan prioritas dan tujuan keuangan Anda. Misalnya, tujuan jangka pendek bisa berupa menghapus utang kartu kredit, sedangkan jangka panjang bisa berupa dana pensiun atau membeli properti.
Prioritaskan alokasi anggaran untuk kebutuhan pokok dan tujuan jangka panjang terlebih dahulu sebelum mengalokasikan untuk keinginan. Jangan lupa juga menyisihkan untuk dana darurat minimal 3 hingga 6 bulan pengeluaran bulanan.
Membuat anggaran keuangan pribadi bukanlah hal yang rumit jika dilakukan secara bertahap dan disiplin. Dengan mengetahui penghasilan, mencatat pengeluaran, menetapkan tujuan, dan memantau anggaran secara rutin, Anda dapat memiliki kontrol penuh atas keuangan Anda.
Anggaran bukan tentang membatasi, tapi tentang membebaskan Anda dari stres keuangan dan membawa Anda lebih dekat ke tujuan hidup yang diinginkan. Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam mengatur keuangan pribadi Anda.
(Shifa Nurhaliza Putri)