Sementara itu, Direktur Culinary and Creative Economy Kementerian Ekonomi Kreatif, Andy Ruswar, menekankan pentingnya investasi pendidikan untuk keberlanjutan industri kopi nasional.
"Investasi di bidang pendidikan pertanian menjadi fondasi bagi keberlanjutan industri kopi dan agrikultur nasional. Regenerasi petani harus dimulai dari kampus," kata Andy.
Andy berharap penerima beasiswa dapat berkontribusi nyata dalam pengembangan industri kopi Tanah Air yang kaya akan lahan perkebunan.
"Terbesar di dunia memiliki potensi luar biasa untuk masa depan, kita memiliki lebih dari 1,5 juta hektare lahan perkebunan kopi," ujarnya.
Kolaborasi program beasiswa sarjana petani melibatkan perguruan tinggi ternama seperti Universitas Diponegoro dan Universitas Katolik Soegijapranata sebagai implementasi tri dharma perguruan tinggi. Kerja sama ini memastikan kurikulum pertanian kopi selaras dengan kebutuhan industri modern dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktorat Inovasi, Hilirisasi, dan Kerjasama Universitas Diponegoro, Anantha, menyambut baik inisiatif dari Roemah Koffie. Menurutnya langkah ini merupaka jangka panjang dark regenerasi petani.
"Jangka panjangnya, regenerasi di tempat pertanian dapat berjalan dengan baik. Di sisi lain kolaborasi yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas," tuturnya.
(Shifa Nurhaliza Putri)