Mohammad Yan Yusuf
Tentunya jumlah pengikut atau subscriber bukan menjadi tolok ukur pendapatan seorang content creator. Sebab, bila viewers setiap videonya lumayan tinggi, bukan tidak mungkin pendapatan yang diperoleh juga besar.
Artinya, penghasilan bagi tiap YouTuber pemula memang tidak bisa dipastikan secara akurat, karena branding kepemilikan yang dimiliki berbeda dari satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, bila Anda ingin menjadi seorang YouTuber, paling tidak harus rajin mengunggah konten. Minimal 2-3 kali dalam seminggu. Selain itu, Anda juga harus rajin membagikan konten-konten tersebut ke media sosial lain agar subscriber meningkat dan menaikkan views video secara bertahap.
Sumber Pendapatan YouTuber
Pada dasarnya, sumber pendapatan atau penghasilan YouTuber bisa diperoleh dari 3 pihak. Pertama, dari perusahaan YouTube itu sendiri. Kedua, dari perusahaan yang mengiklankan produknya melalui YouTube atau biasa dikenal dengan nama AdSense.
Intip Gaji YouTuber 100 K, Bisa Beli Mobil dan Rumah Mewah? (FOTO : MNC Media)
Selain itu, pengiklan di Indonesia sendiri tergolong banyak, sehingga nilai jual yang dibanderol tidak terlalu tinggi seperti di negara maju lainnya. Ketiga, dari kemitraan berbayar, endorsement, promosi, dan sejenisnya.
Untuk memperoleh cuan dari ketiganya, seorang content creator harus lulus persyaratan monetisasi akun. Artinya lolos untuk menjadi seorang YouTuber meskipun masih pemula. Setelah subscriber terus bertambah dan jumlah penonton membludak, barulah para brand/online shop/UMKM, dan pengusaha jasa akan datang menawarkan kerja sama.
Namun, Anda juga bisa menawarkan jasa endorse pada beberapa pengusaha barang maupun jasa sekaligus belajar menentukan rate (tarif jasa). Naiknya subscriber YouTube juga dapat menjadi langkah atau cara menaikkan followers Instagram dan Facebook.
