Kedua, deposito. Namun untuk deposito, kata Katarina, pencairannya tergantung kapan jatuh temponya.
“Kalau satu tahun nanti jadinya tidak likuid. Jadi harus nunggu dulu kapan jatuh temponya,” tambahnya.
Kemudian yang ketiga, ia merekomendasikan saham dan obligasi. Saham dan obligasi ada yang memiliki indikator likuiditas dan ada juga yang tidak. Maka dari itu, ia menyarankan untuk lebih selektif dalam memilih saham dan obligasi.
Sementara itu, perlu diketahui, terdapat pula investasi yang tidak likuid salah satunya adalah properti. Ia menerangkan apabila investor membutuhkan dana dalam kurun waktu dekat tidak disarankan membeli investasi properti lantaran butuh waktu untuk dicairkan dalam bentuk uang tunai.
“Misalnya kalau di properti itu kita punya tanah lalu kita mau jual, itu butuh waktu berbulan-bulan. Kalau kita mau jual tanah itu cepat, maka harganya akan turun atau tidak sesuai dengan yang dikehendaki,” bebernya.