IDXChannel – Definisi dan contoh value investing menarik untuk dibahas. Investor besar dan berpengaruh di dunia seperti Warren Buffet menerapkan strategi value investing.
Tentu tujuan utama dari strategi value investing adalah mendapatkan saham dengan harga murah dan menjual saham tersebut dengan harga tertingginya.
Lalu bagaimana dengan definisi dan contoh value investing? Simak penjelasan yang dihimpun kami dari berbagai sumber.
Definisi Value Investing
Value investing merupakan strategi yang sering digunakan untuk investor andal dengan tujuan membeli saham dengan harga murah dan menjualnya kembali di harga tertingginya.
Pada dasarnya strategi ini diterapkan untuk saham yang dipandang undervalued dalam arti saham tersebut kurang diminati oleh investor tetapi memiliki kondisi keuangan yang baik.
Kondisi perusahaan tersebut menjadi incaran investor andal yang menggunakan strategi value investing seperti Warren Buffet. Indonesia sendiri memiliki Lo Kheng Hong yang terkenal dengan statemen “Membeli Mercy di harga bajaj”.
Kemampuan yang Harus Dimiliki Investor
Investor yang menerapkan strategi value investing setidaknya harus memiliki keahlian dalam menghitung nilai intrinsik (nilai wajar saham) sebuah saham sebelum memutuskan untuk melakukan investasi.
Definisi dan contoh value investing. (FOTO : MNC MEDIA)
Nilai intrinsik sebuah perusahaan terdiri dari beberapa hal, yaitu:
- performa finansial
- pendapatan
- penghasilan
- cash flow
- keuntungan
- faktor-faktor fundamental (brand perusahaan, model bisnis, target pasar, dan keunggulan kompetitifnya)
Investor juga harus memiliki atau memahami alat ukur dalam strategi value investing, yaitu:
1. Rasio PBV
yaitu sebuah rasio yang mengukur valuasi sebuah aset perusahaan dibandingkan dengan harga saham. Semakin rendah PBV maka saham tersebut tergolong dalam undervalued
2. Rasio PER
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pendapatan perusahaan. Artinya rasio ini mengukur antara pendapatan dengan harga saham saat ini.
Jika nilai PER tinggi, maka artinya saham tersebut mahal. Jika nilai PER rendah, maka tergolong saham undervalued, cocok untuk strategi value investing.
3. Cash Flow
Cash flow dalam value investing adalah uang yang dimiliki perusahaan secara tunai setelah biaya-biaya dibayarkan.Biaya-biaya ini adalah hal-hal pokok seperti biaya operasional.
Jika perusahaan memiliki biaya operasionalnya yang rendah ditambah dengan peningkatan pendapatan. Maka perusahaan tersebut menjadi incaran investor value investing.
Langkah-Langkah Value Investing
Setidaknya ada 3 langkah utama jika Anda ingin berinvestasi dengan strategi value investing, yaitu:
1. Menemukan perusahaan dengan fundamental yang Kuat
Anda harus menemukan perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang baik. Bisa dilihat dari perbandingan total pendapatannya dibanding dengan total utang.
Perusahaan yang memiliki utang yang kecil sangat cocok digunakan sebagai strategi value investing.
Anda juga harus melihat riwayat keuangan perusahaan yang artinya value investing ini ditujukan untuk perusahaan yang sudah lama melantai di bursa.
2. Beli saham di harga murah
Anda harus mencari perusahaan yang salah harga. Artinya perusahaan tersebut memiliki kondisi keuangan yang baik, hanya saja investor menganggap remah perusahaan tersebut sehingga nilai sahamnya menurun.
Anda harus segera membeli perusahaan tersebut jika memang fundamental perusahaan bagus disertai dengan harga saham yang dibawah nilai intrinsik (nilai wajar).
3. Jual saham ketika menyentuh harga tertingginya
Kini saatnya Anda melakukan penjualan ketika saham tersebut sudah mengalami pertumbuhan return yang tinggi.
Tentu keputusan jual ini harus sejalan dengan tujuan investasi Anda yang sudah dibuat sedari awal membeli.
Itulah penjelasan mengenai Definisi dan Contoh Value Investing yang menarik dibahas. Semoga informasi ini berguna bagi Anda dan menambah wawasan Anda.