IDXChannel - Sampah dianggap sebagai masalah lingkungan yang hingga kini masih sulit diatasi. Namun, di tangan orang yang tepat, sampah-sampah ini justru diubah menjadi pundi-pundi Rupiah.
Tak hanya memberi dampak positif bagi lingkungan, bisnis daur ulang sampah juga mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekitar melalui upaya pemberdayaan para ibu rumah tangga.
Mari kita simak kisah berdirinya Butik Daur Ulang Project B Indonesia berikut ini.
Butik Daur Ulang yang diinisiasi oleh Project B Indonesia ini, diawali dengan keisengan Hijrah Purnama Putra bersama keempat orang temannya ketika duduk di bangku perkuliahan. Sekitar tahun 2008, ia bersama teman-temannya berinisiatif memanfaatkan sampah yang berserakan di sekitar lingkungan kampus, terutama sampah plastik untuk dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih berguna.
Dalam siaran langsung Instagram bersama IDX Channel pada Rabu (15/3/2023), Hijrah Purnama Putra selaku Founder dari Butik Daur Ulang Project B Indonesia mengatakan, sejak awal berdiri hingga kini, bisnis utama dari Project B Indonesia adalah melakukan pengelolaan sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat.
“Bisnis utamanya adalah mengelola sampah kemasan, terutama sampah plastik yang dihasilkan oleh masyarakat,” kata Hijrah.
Selain memberikan manfaat bagi lingkungan, Project B Indonesia juga mengharapkan dampak positif pada kesejahteraan warga sekitar. Hal ini berusaha diwujudkan oleh Hijrah dan kawan-kawannya dengan melakukan pemberdayaan ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di sekitar lingkungan Butik Daur Ulang berdiri.
“Kita buat dengan konsep pemberdayaan, sehingga para ibu rumah tangga paham bahwa sampah yang mereka hasilkan bisa diolah menjadi berbagai macam produk kerajinan tangan barang sehari-hari seperti tas, dompet, dan sebagainya,” ungkap Hijrah.
Kolaborasi yang dilakukan oleh Project B Indonesia bersama para ibu rumah tangga dengan konsep pemberdayaan ini, ternyata memberikan dampak positif pada perkembangan bisnis. Sehingga, bisnis daur ulang sampah semakin hari kian mengalami perluasan pasar.
“Karena karyawan sebagian besar adalah ibu-ibu, juga dengan konsep pemberdayaan yang diusung tadi. Akhirnya kita ajak kolaborasi, fokus mereka di bagian produksi, kita yang mengelola penjualannya. Tentu dengan tetap memperhatikan kualitas produksi, sehingga pasar bisnis yang kita miliki semakin luas,” pungkas Hijrah.
(Penulis: Rissa Sugiarti/Magang)
(YNA)