IDXChannel – Gerakan Hamas dengan tegas menentang kehadiran pasukan AS di Jalur Gaza. Kelompok pejuang Palestina itu pun berharap Presiden AS Donald Trump tidak serius dengan pernyataannya tentang rencana relokasi warga Gaza dari tanah air mereka.
Pada Selasa (4/2/2025) malam, Trump menyebut Gaza sebagai "situs pembongkaran". Dia juga mengisyaratkan bahwa Palestina tidak punya pilihan lain, kecuali direlokasi ke tempat yang menurutnya lebih layak huni.
Presiden AS itu pun menambahkan, dia ingin Yordania dan Mesir bersedia menerima warga Palestina dari Jalur Gaza. Trump juga mengatakan, AS akan mengambil alih Gaza dan bertanggung jawab atas pekerjaan rekonstruksi di wilayah tersebut.
"Kami berharap kata-kata (pernyataan Trump) ini tidak serius. Kami telah berjuang melawan pendudukan Israel selama bertahun-tahun dan, tentu saja, kami tidak akan membiarkan pendudukan baru," kata Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, dalam wawancara dengan surat kabar Turki, Hurriyet, Sabtu (8/2/2025).
Dia menilai pernyataan Trump tidak adil dan merendahkan rakyat Palestina. "Kami tidak akan membiarkan pasukan Trump memasuki Gaza dalam keadaan apa pun," ujarnya.
Sami menuturkan, Hamas menyerukan kepada dunia untuk membentuk aliansi demi menentang rencana Trump dan mencegah AS menguasai dan menyerang Gaza sendirian.
"Aliansi ini harus menyampaikan pesan kepada Trump bahwa rakyat di wilayah (Gaza) ini bukanlah properti dan jika dia ingin melindungi kepentingan AS, dia harus menghormati kedaulatan dan hak-hak mereka," kata jubir Hamas itu.
(Ahmad Islamy Jamil)