IDXChannel - Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta lahan parkir penumpang transportasi publik (park and ride) ditambah lebih banyak, hal ini seiring makin meningkatnya jumlah penumpang MRT Jakarta.
Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Taufik Azhar mengatakan, sejauh ini PT MRT Jakarta belum melengkapi banyak stasiun dengan park and ride. Hingga akhirnya banyak masyarakat enggan menggunakan MRT dan tetap menggunakan kendaraan pribadinya.
“Saya ingin soroti itu park and ride di ujung ke ujung stasiun MRT, hulu dan hilirnya. Ini sangat banyak dikeluhkan. Masyarakat dari ujung mau naik MRT, tempat parkirnya dimana,” kata Taufik dalam keterangannya dikutip, Rabu (8/2/2023).
Sementara itu, Anggota Komisi B Wahyu Dewanto menyebut kinerja pembangunan fasilitas MRT selama ini menunjukkan perkembangan pesat. Sayangnya, fasilitas parkir minim perhatian tak sebanding dengan target penumpang yang bertambah.
“Park and ride-nya kecil sekali. Nggak ada sama sekali. Jangan hanya bangga membangun spot-spot kuliner tapi park and ride-nya dimana. Coba diatur itu gedung-gedung besar itu sediakan tempat parkir besar, boleh kok. Kita bantu nanti. Kita bisa minta PTSP untuk gedor untuk menunjang park and ride MRT dan tarifnya itu harus flat dan murah,” ucap Wahyu.
Merespon hal itu, Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan, jumlah penumpang MRT per hari dari Lebak Bulus hingga Stasiun Bundaran HI di sepanjang tahun 2022 telah mencapai 54.181 orang per hari. Sementara di tahun 2023 ini PT MRT Jakarta menargetkan pencapaian jumlah penumpang 65.000 hingga 70.000 per hari.
Kemudian, Tuhiyat menjawab perihal park and ride akan ada di depo Lebak Bulus meski hingga saat ini pembangunannya masih terkendala ketersediaan lahan. Ia juga menekankan bahwa konsep transportasi massal di negara maju lokasi park and ride berada di awal perjalanan penumpang.
“Park and ride itu hanya ada di ujung ke ujung. Kenapa? Supaya orang naik publik transport. Di negara maju seperti itu. Park and ride diluar kota bukan di tengah kota. Di tengah kota, justru hotel-hotelnya dikurangi park and ridenya. Itu menuju kota modern seperti itu. Jadi kalau misalnya ada push dari pemerintah untuk mengurangi space parkir di tengah kota, itu akan jauh lebih baik,” tutup Tuhiyat. (RRD)