IDXChannel - Bakrie Group lewat PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan anak usahanya, PT Bakrie Tollroad Indonesia (BTI) bakal menjadi pemegang saham tunggal PT Cimanggis-Cibitung Tollways (CCT). Nilai transaksi tersebut mencapai Rp3,56 triliun.
Saat ini, BNBR dan BTI menguasai 10 persen saham CCT. Sementara 90 persen sisanya dikuasai PT Sarana Multi Infrastruktur atau SMI (55 persen) dan PT Waskita Toll Road atau WTR (35 persen). Setelah akuisisi, Bakrie Group akan memiliki 100 persen saham tol Cimanggis-Cibitung.
Dengan nilai transaksi yang cukup besar, pertanyaan muncul dari mana dana untuk mengakuisisi tol tersebut? Nilai akuisisi tersebut setara dengan aset lancar BNBR yang sebesar Rp3,54 triliun.
Manajemen BNBR menyebut, untuk mendanai transaksi ini, BTI akan menerima pinjaman hingga USD312 juta atau setara Rp5,15 triliun dari ADH Jackpot SPV Ltd, entitas dari Uni Emirat Arab (UEA).
Bunga pinjaman bisa sampai 20 per tahun dan dana siap dicairkan empat minggu sejak penandatangan. Pinjaman ini dijamin oleh BNBR sebagai corporate guarantee ditambah 99,99 persen saham BTI sebagai gadai.
"Rencana waktu penandatanganan perjanjian kredit beserta accesoir-nya ditargetkan akan dilakukan pada 19 September 2025," kata manajemen melalui keterbukaan informasi, Rabu (3/9/2025).
Dana pinjaman ini akan digunakan untuk mendanai transaksi Rp3,56 triliun untuk mengakusisi 90 persen saham CCT Rp1 triliun ditambah utang CCT kepada SMI dan WTR Rp2,56 triliun. Rencana penarikan dana jumbo ini membutuhkan persetujuan RUPS yang dijadwalkan pada 8 September 2025.
Selain akuisisi, sisa pinjaman juga akan diberikan kepada CCT dalam bentuk pinjaman bridging maksimal Rp2,7 triliun dengan bunga 0 persen dan pinjaman convertible maksimal Rp900 miliar dengan bunga 12 persen yang bisa dilunasi secara tunai atau konversi menjadi saham. Pinjaman operasional Rp100 miliar juga akan diberikan kepada CCT.
Kemudian, perseroan juga akan membayar agency dan consultant fee Rp582 miliar untuk aksi korporasi ini. Bakrie Group telah menunjuk Ciptadana Sekuritas Asia sebagai penasihat transaksi.
(Rahmat Fiansyah)