IDXChannel - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) mempertahankan target pendapatan sebesar Rp60 triliun sepanjang 2025.
Hingga semester pertama, realisasi penjualan baru menyentuh angka Rp27,5 triliun. Angka tersebut turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan Rp27,7 triliun.
"Jadi kalau kita bicara 2025, secara target kerja kita tidak merevisi, karena kita selalu menggantungkan tuh cita-cita atau target itu kan setinggi-tingginya. Jadi kita akan berusaha berupaya maksimal untuk ke sana," ujar Kepala Divisi Pengawasan Keuangan JAPFA, Erwin Djohan dalam Paparan Publik yang digelar di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Meski demikian, JAPFA tetap menyadari tantangan yang dihadapi di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Erwin menambahkan, perseroan akan tetap fokus menjaga pertumbuhan positif dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tapi kalau kita bicara mungkin realita ya, dari ekonomi sampai dengan hari ini, saya rasa mungkin intinya kita akan coba untuk tetap tumbuh positif dibandingkan dengan tahun lalu," katanya.
Direktur JAPFA Leo Handoko Laksono menambahkan, perseroan telah menyiapkan strategi penting yang dilakukan dalam upaya mengatasi tantangan ekonomi dan perdagangan.
Salah satunya dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi antar unit bisnis dan dengan semua pihak di dalam rantai pasokan dan rantai nilai.
Di samping itu, tetap melakukan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi demi meningkatkan daya saing dalam industri peternakan dan produk konsumen di Indonesia.
"Pada semester pertama tahun ini, JAPFA tetap berfokus pada produktivitas dan inovasi dengan tetap berhati-hati dalam melakukan investasi modal. Perusahaan juga melakukan penyesuaian strategis dalam operasional bisnis, terutama untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang," tutur dia.
JAPFA berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menyediakan produk yang terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat luas, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan bergizi.
"Ke depannya, JAPFA akan terus memperkuat bisnis hilir dengan mengoptimalkan kapasitas produksi dan distribusi produk unggulan,” kata Leo.
(DESI ANGRIANI)