IDXChannel - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi membeberkan penyebab kenaikan harga beras di tengah melimpahnya stok beras nasional yang diproyeksi mencapai 33 juta ton pada akhir tahun.
Dia menyebut bahwa biang kerok terjadinya tren kenaikan harga beras adalah kenaikan harga Gabah Kering Panen (GKP) dari yang semula di angka Rp6.000 per kg, saat ini menjadi Rp6.500 per kilogram.
"Harga beras medium itu naik ya sudah pasti, karena harga gabah dulu Rp6.000, sebelumnya Rp5.500, hari ini Rp6.500. Artinya, Presiden meminta Rp6.500 minimal," kata Arief dalam Rapat dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Dirinya menjelaskan bahwa setiap kenaikan harga gabah sebesar 1 persen dapat menyebabkan kenaikan sekitar Rp100 pada harga beras. Dalam kondisi tertentu, harga gabah bahkan mencapai Rp7.400 per kilogram, sehingga harga beras pun ikut terdorong naik.
"Jadi, kalau harga gabahnya Rp 7.000 kemudian ada yang sampai Rp7.400, maka tidak mungkin lagi harga berasnya Rp12.500 per kg, sehingga kami mempersiapkan hitungan dan telah mengajukan rakortas," kata dia.
Arief menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara harga yang menguntungkan petani dan keterjangkauan harga beras medium bagi masyarakat.
“Kalau kita mau harga petaninya naik, jangan sampai juga nanti harga beras mediumnya tidak masuk, nanti orang tidak punya beras medium. Sehingga disampaikan bahwa kenaikan harga Rp13.500 per kg dan itu sudah kita lakukan seperti rekomendasi bapak/ibu semua," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)