sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement
Korban PHK di RI Capai 46 Ribu, Terbanyak di Jateng dan Industri Tekstil
Korban PHK di RI Capai 46 Ribu, Terbanyak di Jateng dan Industri Tekstil
Korban PHK di RI Capai 46 Ribu, Terbanyak di Jateng dan Industri Tekstil
Korban PHK di RI Capai 46 Ribu, Terbanyak di Jateng dan Industri Tekstil
Economics editorMuhammad Farhan
02/09/2024 18:30 WIB

IDXChannel - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyebut, korban karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai lebih dari 46 ribu orang sejak Januari hingga Agustus 2024. Paling banyak terjadi di Jawa Tengah (Jateng). 

Demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemnaker, Indah Anggoro Putri. 

"Agustus kemarin, Jawa Tengah masuk nomor satu tertinggi PHK-nya. Diikuti DKI Jakarta, lalu Banten," kata Indah saat ditemui di Kompleks DPR Senayan, Jakarta, Senin (2/9).

Indah merinci, total PHK di Indonesia mencapai 46.240 orang. Di Jawa Tengah, sambungnya, sektor yang terdampak secara dominan, yakni industri manufaktu padat karya.

"Untuk di Jawa Tengah, sektor yang tadi Bu Menteri (Menaker) bilang terdampak PHK, yakni manufaktur, tekstil, garmen dan alas kaki," ujar Indah.

Lebih lanjut, kata Indah, DKI Jakarta menjadi provinsi kedua terbanyak PHK setelah Jawa Tengah. Total angka PHK yang terjadi di Jakarta sebanyak 7.400 orang lebih.

"Kalau di DKI Jakarta kebanyakan jasa. Restoran, kafe, itu jasa banyak (yang PHK). Totalnya 7.400 lebih," ujar Indah.

Sebelumnya, Menaker, Ida Fauziyah mengakui adanya peningkatan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia hingga Agustus 2024. Tercatat, 46 ribu pegawai dari awal Januari hingga Agustus 2024.

Melihat kondisi tersebut, Ida mengatakan, Kemnaker tengah melakukan mitigasi atas maraknya PHK massal dari sejumlah industri di Indonesia. Dia biang, upaya mediasi juga dapat menekan angka PHK yang terus meningkat saat ini.

"Ya, akhir-akhir ini banyak mengalami PHK ya," ujar Menaker Ida di Gedung DPR.

"Kita terus melakukan memitigasi agar jangan sampai PHK itu terjadi. Jadi upaya-upaya itu ternyata juga Alhamdulillah karena kita pertemukan, antara manajemen dengan pekerja kita pertemukan, itu bisa menekan terjadinya PHK," kata Ida.

Ida menyebut, total 46 ribu pegawai yang di-PHK tersebut berasal dari sejumlah industri, yakni industry manufaktur tekstil dan produk tekstil (TPT).

"Yang terbanyak manufaktur tekstil. Masih, masih. Industri pengolahan ya. Industri pengolahan itu tekstil, garmen, dan alas kaki," ujar Ida. 

(Fiki Ariyanti)

Baca Berita
Dengarkan Selanjutnya :