Melansir laman resmi perseroan (19/8/2025), saat ini HEAL memiliki 45 rumah sakit yang tersebar di 31 kota di Indonesia. Sebanyak 37 RS Hermina berstatus tipe C dan sisanya berstatus tipe B, dengan total 6.200 tempat tidur. 

RS Hermina didirikan pada 1985 dengan nama Rumah Sakit Bersalin Hermina di Jatinegara, Jakarta Timur. Namun praktis medis Hermina sudah berjalan sejak 1967, diprakarsai Hermina Sulaiman dengan pembukaan Rumah Bersalin Djatinegara. 

Kemudian pada 1970, Hermina Sulaiman menggandeng Dr. Budiono Wibowo, seorang dokter spesialis kandungan, untuk mengembangkan fasilitas pelayanan Rumah Bersalin Djatinegara, yang tadinya 7 tempat tidur menjadi 13 tempat tidur. 

Dari sini, manajemen mengganti nama menjadi Rumah Bersalin Hermina. Pada 1983 Yayasan Hermina dibentuk untuk mengajukan pendirian rumah sakit. Pada 1985, barulah Hermina berstatus rumah sakit secara resmi, itupun masih berupa rumah sakit bersalin. 

Pada perjalanannya, Hermina terus mengembangkan bangunan dan melakukan perluasan lahan. Rumah sakit yang awalnya ditujukan untuk persalinan, diperluas menjadi rumah sakit ibu dan anak, hingga akhirnya menjadi rumah sakit umum. 

PT Medikaloka Hermina selaku pengelola jaringan RS Hermina, menawarkan sahamnya secara perdana ke masyarakat pada 16 Mei 2018 dengan harga penawaran Rp3.700 per saham. HEAL melepas 351 juta saham, setara 12,21 persen dari total saham yang terdaftar.

Dari IPO itu, HEAL berhasil mengumpulkan dana segar senilai Rp1,30 triliun. Lalu siapa pemilik RS Hermina? Berdasarkan profil perusahaan di laman resmi IDX (19/8/2025), berikut ini adalah daftar pemilik saham HEAL: 

Dari struktur kepemilikan di atas, Yulisar Khiat, Binsar Parasian, Hasmoro, dan Meijani Wibowo tercatat sebagai pemegang saham pengendali. Dari total saham yang beredar dan tercatat di bursa, 25,08 persen dikuasai oleh pengendali. 

Itulah informasi singkat tentang siapa pemilik Hermina. 

(Nadya Kurnia)