Segmen pembiayaan konsumer mencatat pertumbuhan tertinggi, naik 74,7 persen yoy, meliputi KPR iB, KKB iB, dan Emas iB.
Pembiayaan Emas iB tumbuh signifikan 198,6 persen yoy menjadi Rp153 miliar.
Pembiayaan KPR iB naik 73,4 persen yoy menjadi Rp1,2 triliun.
“Kami telah mengembangkan fitur pengajuan pembiayaan emas via BSya untuk memudahkan akses masyarakat terhadap produk ini,” ujar Direktur BCA Syariah, Pranata.
BCA Syariah juga tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan, terbukti dari rasio Non-Performing Financing (NPF) gross yang terjaga di 1,54 persen.
Komitmen BCA Syariah terhadap pembiayaan hijau dan berkelanjutan terus diperkuat. Sepanjang 2024, pembiayaan untuk sektor Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KUB) tumbuh 4,3 persen yoy mencapai Rp2,8 triliun, dengan komposisi pembiayaan hijau mencapai 26,4 persen dari total pembiayaan.
Penyaluran terbesar berada di sektor usaha eco-efficient (produk dan sumber daya dengan emisi polusi rendah), yang mencapai Rp595 miliar.
“Tahun 2025, kami akan memperkuat penyaluran pembiayaan pada sektor efisiensi energi, eco-efficient, dan transportasi ramah lingkungan. Kami juga akan terus meningkatkan pemahaman mengenai pembiayaan hijau agar portofolio keberlanjutan semakin bertumbuh,” ujar Yuli.
Menghadapi 2025, BCA Syariah optimistis mempertahankan pertumbuhan dua digit pada aset, DPK, dan pembiayaan. Perseroan berharap target itu bisa tercapai dengan menjalankan strategi bisnis yang telah diterapkan dan ditopang oleh prospek ekonomi yang positif serta kebijakan regulator.
(Febrina Ratna Iskana)