Indah Mulyani
IDXChannel - Ajang drag race yang ditayangkan akun Youtube DragTimes dan dilangsungkan di Dubai pekan lalu (22/10) bisa jadi pengukur waktu dan pembuktian seberapa cepat performa sebuah mobil supercar.
Melansir dari Carscoop, Selasa (25/10/2022), di atas kertas, Bugatti Divo dan Tesla Model S Plaid adalah dua mobil produksi tercepat dalam sejarah. Apa yang terjadi ketika dua mobil ini diadu di drag race pada saat yang sama?
Menurut Youtuber DragTimes menyebut kedua mobil ini memiliki rentang harga berbeda. Buggati Divo harganya kisaran USD8 juta, dan Tesla Model S Plaid senila USD135.990. Terlepas dari perbedaan harga yang jauh, kecepatan kedua mobil tersebut terpaut waktu 9,5 detik per seperempat mil dari titik awal.
Video ini dimulai dengan balapan putaran pertama dengan 40 mph (64 kph) dan Divo dengan teknologi serta mesin kendaraan yang bernilai jutaan dolar tertinggal.
Bahkan setelah diberikan bonus tambahan berupa sedikit tambahan landasan pacu di awal, mobil ini tidak dapat mengejar kecepatan Tesla meskipun melaju sedikit lebih cepat (153 mph [247 kph] vs 155 mph [250 kph]) setelah mobil itu melewati garis finish.
Balapan pada putaran kedua dibatalkan karena Tesla menabrak sesuatu pada perjalanan kembali dan bagian diffuser depan bawahnya harus diperbaiki sebelum mobil ini dapat berjalan kembali.
Sebagai gantinya, Anda dapat menyaksikan Divo yang mengalahkan Porsche 911 Turbo S tanpa banyak drama. Selanjutnya kita dapat menyaksikan beberapa test pass untuk Divo, yang terakhir, ternyata tes tersebut memecahkan rekor balap drag mobil produksi ICE yang terbaru.
Dalam video, dapat dilihat Bugatti sampai di garis finish lebih dulu dan dilaporkan menetapkan rekor dunia untuk mobil produksi bertenaga ICE tercepat - 9,27 detik untuk seperempat mil.
Pada balapan terakhir di malam itu, Tesla dan Bugatti mendapat kesempatan untuk saling berhadapan dalam sebuah pertandingan.
Hasilnya, secara halus, sedikit mengecewakan. Seperti yang dilakukan Tesla secara robotik, mobil itu diluncurkan bagaikan sambaran petir dan terlepas dari garis start.
Bugatti, di sisi lain, meskipun memiliki kontrol peluncuran yang diaktifkan, dengan lemah keluar dari garis dan melalui banyak gigi pertama sebelum akhirnya menerapkan tenaga mesin penuhnya.
