sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Airlangga Sebut Pembangunan Pabrik BYD Capai 90 Persen, Siap Produksi 2026

Technology editor M Fadli Ramadan
04/12/2025 20:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pembangun pabrik BYD berjalan sesuai rencana.
Airlangga Sebut Pembangunan Pabrik BYD Capai 90 Persen, Siap Produksi 2026. (Foto iNews Media Group)
Airlangga Sebut Pembangunan Pabrik BYD Capai 90 Persen, Siap Produksi 2026. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pembangun pabrik BYD berjalan sesuai rencana. Bahkan, fasilitas yang dibangun di kawasan Subang, Jawa Barat itu dikabarkan siap beroperasi pada 2026.

Seperti diketahui, BYD harus menyelesaikan pembangunan pabrik di Indonesia demi memenuhi syarat yang ditetapkan pemerintah. Jika gagal melakukan produksi lokal mulai 1 Januari 2026, maka jaminan bank garansi mereka tidak akan cair.

"Pemerintah menyalurkan insentif untuk sektor otomotif Rp7 triliun dalam dua tahun dan oleh karena itu beberapa pabrik sudah commit untuk dibangun, BYD sudah 90 persen (pabriknya) investasinya Rp11,2 triliun, produksinya 150 ribu per tahun," kata Airlangga seperti dikutip dalam kanal YouTube Kadin Indonesia, Kamis (4/12/2025).

Sebagai informasi, BYD membangun pabrik dalam kawasan yang dinamakan Subang Smartpolitan dengan luas 126 hektare. Di dalamnya akan ada pabrik untuk merakit seluruh lini model yang dipasarkan di Tanah Air dan juga apartemen untuk kebutuhan pekerja.

Hal senada diungkapkan oleh Head of Marketing, PR & Government BYD Motor Indonesia Luther T Panjaitan yang menyatakan, saat ini proses pembangunan pabrik sudah masuk ke tahap akhir.

"Sementara ini kita sudah masuk ke tahap akhir, karena kita sudah dapat audit dari BKPM. Kita juga sekarang lagi konsisten koordinasi dengan Kementerian Perindustrian, karena ini adalah transisi. Ke depan mitra kita adalah Kementerian Perindustrian," ujarnya di Tangerang, beberapa waktu lalu.

Luther menegaskan, dengan hadirnya pabrik di Indonesia akan membuat mereka lebih dipercaya konsumen Tanah Air. Sebab, kekhawatiran mengenai suku cadang lini model yang mereka pasarkan akan lebih mudah didapatkan.

"Kalau kita berbasis manufaktur, kita justru lebih confidence dan lebih optimis, karena assurance (jaminan) terhadap production dan supply itu lebih clear. Kalau berbasis manufaktur, pasti lebih certain secara supply," kata dia.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement