sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Buat Robot Ruang Angkasa, Startup Jepang Kumpulkan Dana Rp449 Miliar

Technology editor Wahyu Dwi Anggoro
29/05/2023 14:54 WIB
Gitai, sebuah perusahaan start-up asal Jepang yang baru-baru ini berhasil mendapatkan pendanaan tambahan, melakukan ekspansi ke Amerika Serikat (AS).
Buat Robot Ruang Angkasa, Startup Jepang Kumpulkan Dana Rp449 Miliar. (Foto: MNC Media)
Buat Robot Ruang Angkasa, Startup Jepang Kumpulkan Dana Rp449 Miliar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gitai, sebuah perusahaan start-up asal Jepang yang baru-baru ini berhasil mendapatkan pendanaan tambahan, melakukan ekspansi ke Amerika Serikat (AS) demi menciptakan robot yang dapat beroperasi di luar angkasa.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (29/5/2023), berbeda dengan Elon Musk dan Jeff Bezos yang memprioitaskan pengembangan roket dan transportasi ruang angkasa, Chief Executive Officer Gitai, Sho Nakanose, fokus pada tenaga kerja di luar angkasa.

Menurut Nakanose, terlalu berisiko dan tidak praktis bagi manusia untuk merakit dan memperbaiki mesin di luar angkasa.

"Hambatan industri luar angkasa telah berubah dengan cepat," kata Nakanose dalam sebuah wawancara di Bloomberg TV pada Senin.

"Perusahaan-perusahaan luar angkasa besar seperti SpaceX dan BlueOrigin telah memecahkan masalah transportasi luar angkasa. Hambatannya telah berubah dari biaya transportasi menjadi biaya operasional," tambahnya.

Nakanose membayangkan robot ruang angkasa yang dapat melakukan pekerjaan rutin di bulan atau Mars dengan biaya yang lebih murah. Seperti halnya SpaceX milik Musk yang menurunkan biaya pengiriman roket ke luar angkasa, lengan robotik dan robot penjelajah Gitai diklaim dapat mengurangi biaya operasional hingga 100 kali lipat.

Gitai yang berbasis di Tokyo baru saja menutup putaran pendanaan senilai USD30 juta atau Rp449 miliar untuk mempercepat pengembangan robot yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Perusahaan ini akan menggunakan dana tersebut untuk menambah staf di AS

Lengan robotik buatan startup berusia tujuh tahun ini dapat melakukan pekerjaan konstruksi rutin dari jarak jauh, mulai dari pemasangan panel surya hingga pengelasan, serta melakukan tugas pemeliharaan dan perakitan. 

Agar dapat bekerja di luar angkasa, robot harus memiliki daya tahan dan cukup kebal terhadap paparan radiasi.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement