IDXChannel – PT Sokonindo Automobile (DFSK) meluncurkan Gelora E yang merupakan pelopor mobil listrik untuk kebutuhan niaga. Gelora E diklaim sangat cocok untuk digunakan keperluan komersial.
Untuk membuktikan efisiensi mobil listrik sebagai kendaraan niaga, DFSK menggelar Media Challenge Gelora E Jakarta-Bandung. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa hemat konsumsi daya baterai dengan menempuh jarak 157 kilometer.
Perjalanan dimulai dari PLN UID (Unit Induk Distribusi) Jakarta Raya, di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Peserta uji coba efisiensi baterai DFSK Gelora E bertolak menuju Leuwi Panjang, di Kota Bandung, Jawa Barat, dengan jarak tempuh 157 kilometer.
Seluruh peserta Media Challenge tak diizinkan mengisi daya baterai DFSK Gelora E. Ini untuk membuktikan bahwa mobil listrik sangat cocok digunakan untuk menempuh jarak jauh, khususnya kendaraan niaga.
DFSK Gelora E dibekali baterai berkapasitas 42 kWh dengan total jarak tempuh mencapai 300 km. Namun, angka tersebut dapat tercapai apabila melaju dijalan yang datar dan mulus, serta tanpa hambatan lalu lintas.
Dalam kegiatan ini, DFSK menyediakan 5 unit Gelora E, yang terdiri dari 3 minivan dan 2 blindvan. MNC Portal yang menjadi salah satu peserta, berkesempatan membuktikan efisiensi mobil listrik DFSK Gelora E.
Mobil yang digunakan berjenis blindvan dengan membawa beban sebesar 500 kilogram, di luar beban pengemudi dan penumpang. Sepanjang perjalanan, diputuskan untuk tak menyalakan AC dan menggunakan transmisi D serta E.
Kondisi lalu lintas sepanjang perjalanan bisa dikatakan cukup lancar, dan hanya ada kemacetan di beberapa titik. Kecepatan sepanjang perjalanan konsisten pada angka 60-70 km/jam.
Perjalanan dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, dan tiba di lokasi tujuan pada pukul 14.00 WIB dengan jarak sekitar 157 km. Jumlah daya baterai yang terpakai dari mobil yang diuji oleh MNC Portal sekitar 65%.
Marketing Head PT Sokonindo Automobile Achmad Rofiqi mengatakan hasil yang didapat sangat memuaskan karena sisa baterai dari masing-masing mobil di atas 30%. Ini membuktikan bahwa mobil listrik niaga sangat cocok untuk dijadikan kendaraan niaga.
"Penggunaan baterai rata-rata itu 60%, Ini masih oke ya. Jadi memang sangat irit dibandingkan dengan menggunakan BBM," kata Rofiqi saat ditemui di Bandung, Rabu (15/3/2023).