Ia mengatakan saat ini minat masyarakat Indonesia masih sebatas membuat konten untuk menjadi YouTuber. Untuk program-program yang lebih advance seperti data science dan cyber security masih sangat rendah.
"Kalau kita tawarkan pelatihan tidak ada yang minat. Kalau kita buka tentang kreator videografis baru banyak. Jadi masih seperti itu. Minatnya yang kurang padahal infrastruktur digital sudah bagus," pungkas Hary.
(NIA)