IDXChannel - Pemerintah China menghindari penggunaan Microsoft Office di tengah memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari South China Morning Post pada Mjnggu (19/10/2025), Kementerian Perdagangan China baru-baru ini merilis serangkaian dokumen yang hanya dapat diakses langsung melalui WPS Office.
Dikembangkan oleh perusahaan perangkat lunak Kingsoft yang berbasis di Beijing, WPS Office menggunakan struktur pengkodean yang berbeda dengan Microsoft Office. Ini berarti dokumen teks WPS Office tidak dapat dibuka langsung di Microsoft Office tanpa konversi.
Sebelumnya, kementerian itu biasanya juga merilis dokumen teks dalam format Microsoft Word.
Peralihan format pengiriman dokumen terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan AS. Washington kerap menggunakan keunggulan teknologinya sebagai senjata dalam persaingannya dengan Beijing.
Menyusul pengumuman Beijing tentang perluasan kontrol ekspor mineral tanah jarang pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengekang ekspor perangkat lunak ke China.
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah mengintensifkan upayanya untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi informasi asing, terutama perangkat lunak dan sistem yang digunakan di berbagai lembaga pemerintah, badan usaha milik negara, universitas, dan industri strategis utama.
Pada 2022, Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara China menginstruksikan badan usaha milik negara untuk mencapai adopsi penuh perangkat lunak domestik di seluruh sistem operasional dan fungsi kantor harian mereka pada 2027.
Beberapa penyedia perangkat lunak asing yang sistemnya banyak digunakan di China di masa lalu, termasuk Adobe, telah keluar dari pasar China atau mengurangi operasi mereka di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Awal tahun ini, Microsoft menutup fasilitas penelitian kecerdasan buatannya di Shanghai, setelah menutup semua toko fisiknya di
China daratan pada 2024. (Wahyu Dwi Anggoro)