IDXChannel – Perusahaan kedirgantaraan AS, ThinkOrbital, tengah mengembangkan pesawat ruang angkasa pertama di dunia yang dilengkapi pemindai sinar X untuk mendeteksi potensi senjata nuklir yang disembunyikan di dalam satelit sipil. Kabar itu terungkap lewat laporan majalah Forbes pada Jumat (30/5/2025).
Dikatakan bahwa teknologi mutakhir ini dirancang untuk mengawasi satelit yang diluncurkan negara-negara yang dianggap berpotensi bermusuhan dengan Washington, guna mencari senjata pemusnah massal. ThinkOrbital didirikan oleh mantan pimpinan US Space Force (Angkatan Bersenjata Luar Angkasa AS) dan SpaceX.
Sistem ini melibatkan dua pesawat ruang angkasa yang bekerja berpasangan. Yang satu adalah pemancar sinar X berenergi tinggi ke satelit target. Sementara pesawat lainnya adalah perekam gambar yang tugasnya menangkap gambar hasil pemindaian untuk mengidentifikasi hulu ledak nuklir tersamar yang mungkin dikamuflasekan sebagai perangkat sipil.
Penjelasan tersebut disampaikan mantan Komandan Skuadron Peluncuran Ruang Angkasa ke-4 AS, Lee Rosen, yang kini menjabat kepala ThinkOrbital.
Proyek ini mendapat pendanaan parsial dari US Space Force dan saat ini sedang dalam tahap pengujian. Rosen mengungkapkan rencana untuk meluncurkan dua misi demonstrasi ke orbit bumi rendah (low earth orbit) pada tahun depan.
Pengembangan ini terjadi dalam konteks ketegangan ruang angkasa yang meningkat. Pada Oktober 2024, media AS dengan mengutip US Space Force, melaporkan rencana AS mengirimkan senjata pengganggu (jammer) satelit Rusia dan China pada 2025.
Pada 27 April 2025, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah tuduhan bahwa Rusia mengembangkan satelit pembawa nuklir. "Tudingan itu tidak berdasar," ujarnya seperti dikutip Sputnik.
Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan, Moskow bersama Beijing secara konsisten mengadvokasi pencegahan perlombaan senjata di ruang angkasa dan menekankan eksplorasi damai. Mereka menuduh justru AS dan sekutunya yang menjadikan ruang angkasa sebagai medan persaingan baru dengan memosisikan Rusia dan China sebagai musuh utama, melalui kebijakan penyebaran senjata dan pemanfaatan ruang angkasa untuk perang.
(Ahmad Islamy Jamil)