Selain Tien Kung Ultra, robot buatan Noetix Robotics dari Beijing menempati posisi kedua, disusul robot dari DroidUp asal Shanghai.
Sementara itu, robot dari Unitree Robotics, salah satu startup robotik ternama asal Hangzhou, sempat terjatuh dan berhasil melanjutkan lomba.
Profesor robotika dari Oregon State University, Alan Fern, mengatakan bahwa pengembangan robot humanoid sejauh ini lebih menitikberatkan pada kemampuan menyelesaikan berbagai tugas di lingkungan berbeda, bukan pada kecepatan lari.
Sejak timnya mengirim robot berkaki dua untuk lomba 5K pada 2021, kemajuan AI di bidang ini masih terbatas.
“Lima tahun lalu, kita belum tahu cara membuat robot bisa berjalan stabil. Sekarang kita sudah bisa. Lomba ini jadi bukti kemajuan itu,” katanya dilansir dari Wired.
(DESI ANGRIANI)